Berburu Wayang di Kota Tua


21 Maret 2018
Kota Tua selalu Ramai
            Tidurku nyenyak. Setelah sarapan, kami berangkat menuju Kota Tua Jakarta. Kami mengelilingi museum Fatahilah sampai Museum Wayang. Mendadak aku kelaparan. Padahal tadi pagi aku sudah sarapan banyak mulai dari sereal sampai buah. Aku membeli tahu genjrot dan cilok ayam. Selanjutnya kami mengunjungi Museum Nasional di Jakarta Pusat. Gedung A sedang diperbaiki jadi kami hanya bisa menikmati gedung C. Koleksinya bercampur dari berbagai masa dan daerah di Indonesia. Aku menemukan naskah pandan berisi ramalan yang berasal dari Tuban. Aku jadi penasaran isi setiap ramalan dan ingin menelitinya. Aku juga menemukan Prasasti Majapahit dari Singosari dan Prasasti Kanjuruhan dari Malang. Sayang, sebagian besar koleksi terkenal yang asli dari masa kuno Indonesia tersimpan di gedung A. Dulu tahun 2015, aku juga gagal masuk gedung A karena museum libur tiap senin. Isi gedung C masih belum tertata dengan baik.
Edisi pinjam sepeda
Aku kelaparan. Aku segera menyeberang menuju Monas. Antriannya begitu panjang. Berjam-jam. Aku sempat mengitari Monas tapi tidak sempat naik ke puncak karena lelah dan kehabisan waktu. Aku segera makan siang. Sambil menunggu bus siap berangkat, aku membaca buku puisi Biografi Tubuh Nabi karya Royyan Julian. Aku kangen kamar hotel. Pengen check in lagi.
Ondel-ondelnya ngajakin foto
Kami menuju studio Net TV di Perkantoran Mitra - Jakarta Selatan. Gedung studio Net TV tidak sesuai ekspektasi kami. Tidak mencolok sama sekali, bahkan hampir mirip gudang di belakang pujasera elite Mitra. Semua mahasiswa berbondong-bondong ke toilet untuk mandi. Aku segera ke mushola dengan kepala pening. Aku benar-benar ingin memesan hotel sendiri mengingat tidur di bus sama sekali tidak nyaman. Tarif Fave Hotel cuma Rp260000/malam. Aku ingin tidur nyaman karena flu ini menyebalkan. Aku sudah terkena flu sejak hari minggu. Aku sudah rutin minum vitamin C & antalgin, tapi fluku tak kunjung sembuh. Flu kering. Aku hampir menghabiskan satu gulung tisu hotel. Malam ini puncaknya hidungku meler sampai aku bersin-bersin. Aku meminum obat batuk dari Ziya, mahasiswiku. Semoga besok pagi fluku sembuh. Aku sudah rajin buang ingus tiap kali ada kesempatan.
Aku minta foto di sini pakai kamera mahasiswa terus hilang karena memorinya rusak
Jam sebelas malam, kami bersiap berangkat ke Bandung. Perjalanan malam yang melelahkan. Aku lapar lagi, ingin pop mi hangat dengan sosis dan segelas teh hangat. Ibuku tadi siang menelepon. Beliau dan Endine sedang di Bululawang. Besok pagi mereka balik ke Tuban bersama rombongan seminar Bravo. Padahal aku ingin berjumpa barang sebentar. Aku mengantuk tapi susah tidur.


Comments

Popular posts from this blog

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Monolog Waktu

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan