Posts

Showing posts from October, 2016

Mengungkap Beragam Potensi Sumber Sejarah

Image
Oleh: Mohc. Nurfahrul Lukmanul Khakim (Mahasiswa Pascasarjana Pendidikan Sejarah Universitas Negeri Malang)               Sejarah dapat diketahui melalui sumber atau peninggalan yang ditemukan. Hal ini memungkinkan sejarah terus berkembang sebagai ilmu pengetahuan. Seminar internasional yang diadakan oleh jurusan Sejarah di Aula Lt. 7 Gd. I1 Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Malang mewadahi pemikiran dan inovasi para akademisi sejarah dan pemerhati budaya dalam memanfaatkan sumber sejarah. Acara bertema Utilization of Historical Sources in Learning ( Pemanfaatan Sumber Sejarah dalam Pembelajaran) ini digelar pada Sabtu, 8 Oktober 2016 diikuti sekitar 150 peserta dan pemakalah dari berbagai negara mulai dari Nigeria, Australia, Thailand, dan Komoro.                Acara ini diisi oleh para pakar pendidikan dan sejarah dari Amerika Serikat, Kanada, Polandia, dan Fiji ini membuka wawasan baru mengenai penggunaan sumber sejarah. Sofia Van Zyle Warshall narasum

Wisata Nglirip Krisis Tempat Sampah

Image
Oleh: M. Nurfahrul Lukmanul K. (Mahasiswa Universitas Negeri Malang)             Wisata Air Terjun Nglirip di Tuban krisis tempat sampah. Wisata alam yang indah ini selalu ramai dikunjungi wisatawan khususnya saat hari libur tiba. Krisis tempat sampah di kawasan wisata andalan Tuban ini membuat sampah berserakan dimana-mana. Wisatawan membuang sampah di sembarangan mulai di jalanan konblok, taman, tanggul bendungan sampai aliran sungai air terjun karena kurangnya ketersediaan tempat sampah. Padahal wisatawan dikenakan tiket masuk sebesar rp5000 sehingga berhak mendapat fasilitas tempat sampah yang layak.             Potensi wisata air terjun Nglirip yang bagus menjadi tercemar karena sampah yang berserakan. Sampah-sampah tersebut kebanyakan sampah plastik yang susah terurai dan bisa menyumbat aliran sungai. Para wisatawan sebaiknya juga sadar diri untuk tidak membuang sampah tersebut ke kawasan wisata ini. Pihak pengelola sebaiknya juga menyediakan tempat sampah yang cukup

Lomba Abal-abal Marak Beredar

Oleh: M. Nurfahrul Lukmanul K. (Mahasiswa Universitas Negeri Malang)             Lomba seharusnya menjadi ajang untuk mengapresiasi karya para peserta, bukan malah membuat peserta rugi. Kebanyakan lomba seperti ini beredar di media sosial. Lomba abal-abal seperti ini biasanya bertema lomba kepenulisan. Kenapa? Karena menulis dianggap hal yang paling mudah dilakukan oleh kebanyakan orang di media sosial. Modus lomba ini mengincar para peserta dari para penulis amatir atau penulis muda yang masih mencari nama atau belum banyak pengalaman. Peserta lomba seperti ini bisa mencapai ratusan bahkan ribuan. Hadiah yang ditawarkan yang ditawarkan kadang hanya berupa pulsa berkisar Rp10000 sampai Rp25000 sampai voucher belanja. Padahal peserta diminta membayar dengan biaya yang tidak murah berkisar Rp15000 sampai Rp100000. Ketika karya-karya peserta telah terkumpul dan dibukukan, peserta justru diminta membayar sebagai kontributor untuk memeroleh buku tersebut. Padahal buku tersebut