Fahrul Khakim

Oleh: M. Nurfahrul Lukmanul Khakim   Toleransi Kita Terancam Kemacetan Toleransi             Sejarah terus mencatat diskriminasi antarumat beragama di Indonesia ini. Kompas (2011:2) menunjukkan Laporan Setara Institute mengenai Kondisi Kebebasan Beragama/Berkeyakinan 2010, yang diluncurkan di Jakarta, Senin (24/1), mencatat 216 peristiwa pelanggaran kebebasan beragama/berkeyakinan yang mengandung 286 bentuk tindakan. Kejadian itu tahun 2010 menyebar di 20 provinsi. Hal ini sungguh ironis karena tidak sesuai dengan falsafah yang terkandung dalam nilai-nilai Pancasila.             Faktor utama penyebab berkurangnya rasa toleransi antar umat beragama di Indonesia antara lain karena rendahnya pemahaman pada nilai-nilai Pancasila , terutama kurangnya wawasan multikulturalisme yang termaktub dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika . S etiap ajaran agama pasti mengajarkan manusia untuk hidup penuh cinta kasih dan tidak saling menyakiti. Setiap pemeluk agama yang taat dan memaham

Oleh: Fahrul Khakim (@fahrul_khakim)             Hidup di zaman globalisasi seperti ini memang menuntut hidup cermat dan hemat. Kebutuhan hidup semakin beragam sedangkan gaji biasanya belum tentu mencukupi. Belum lagi harga-harga barang kebutuhan yang meroket karena beragam faktor, salah satu kenaikan BBM (Bahan Bakar Motor). Bisa-bisa gaji habis sebelum tanggal tua kalau tidak cermat mengatur belanja. Galaunya Hidup Zaman Sekarang               Kebutuhan yang beragam ini tidak hanya berupa pangan, sandang, dan papan. Manusia sekarang juga perlu mengikuti tren gaya hidup saat ini untuk menyeimbangkan hidup dan berinteraksi sosial. Jangan sampai disebut kudet (kurang update) sampai tersisih dari bergaulan. Padahal banyak sekali keuntungan dengan banyak bergaul. Seperti kata pepatah: banyak kawan, banyak rejeki. Memiliki banyak teman, memudahkan kita dalam mencari bantuan: mulai dari bantuan mencari jodoh, pekerjaan sampai numpang promosi dagangan.             Kebutuhan