Posts

Showing posts from March, 2015

Ketika Sastra Menggugat Kolonial Belanda

Image
Judul               : Semua untuk Hindia Penulis             : Iksaka Banu Penerbit           : KPG Tahun Terbit    : Mei 2014 Tebal               : 1 68 halaman Herder, ahli Sejarah, mengungkapkan sejarah ialah proses menuju tercapainya kemanusiaan ( menshheit ) yang tertinggi. Karya sastra yang terangkum dalam buku kumpulan cerpen ini berusaha mengaitkan sejarah kolonial Belanda di Indonesia dari sisi kemanusiaan. Suatu karya kreatif karena berhasil mengangkat sisi lain di balik mitos kelamnya 350 tahun penjajahan Belanda di Indonesia. Buku ini b erisi 13 cerita pendek tentang kolonialisasi Belanda di Indonesia. Sebagian besar cerita tentang pengkhianatan Belanda pada pribumi atau Pribumi pada Belanda atau begitu sebaliknya. Cerpen Semua untuk Hindia menunjukkan pembantaian Belanda di Bali yang dipadu dengan nuansa adat yang kental. Bagian seperti ini jarang diangkat dalam karya sejarah ilmiah di Indonesia.             Nuansa ketegangan dibangun melalui perilaku

Kepergok Rujak Kagok

Image
Oleh: M. Nurfahrul Lukmanul Khakim (Mahasiswa Universitas Negeri Malang)             Ritual mengulek sambal kacang jadi bumbu rujak menebarkan aroma sedap yang menyegarkan di siang hari. Potongan aneka buah menambah gairah untuk segera menyantapkannya. Pengunjung tak perlu kagok atau susah melakukan sesuatu untuk menikmati rujak kagok yang segar ini.             Warung Isis di Bululawang tampak dipenuhi para pelanggannya setia siang itu. Penjualnya seorang perempuan paruh baya sedang menghaluskan bumbu dan memotong aneka bahan rujak dengan telaten. Suhu siang yang panas membuat siapa pun tergugah untuk menikmati makanan segar dan sehat ini. Seperti pada warung rujak lainnya, warung ini menyediakan menu berupa rujak cingur, rujak gobet, dan khususnya rujak kagok. Semua dibandrol dengan harga terjangkau Rp7000 dengan porsi yang cukup untuk menandaskan lapar.             Berbeda dengan rujak pada umumnya, bumbu rujak kagok begitu kental dan berwarna hitam pekat. Kacangnya t

Motivator Training Mahasiswa Prestatif & Kontributif

Image
Para peserta siap mengikuti acara Satu lagi kenangan indah sebagai motivator menulis di kota Malang bertajuk Training Mahasiswa Prestatif & Kontributif, 1 Maret 2015 di Aula Masjid AR Fachruddin Lt.1 Universitas Muhammadiyah Malang yang mengangkat tema "Aku Menulis maka Aku Ada". Penyampaian materi Aku diminta jadi pemateri karena pengalamanku menulis fiksi. Acara ini membahas seputar kepenulisan prosa dan puisi. Aku berbagai pengalamanku yang asam-manis selama sepuluh tahun menggeluti dunia kepenulisan. Aku senang mereka semua bersemangat. Tanya-jawab & diskusi Semangat mengikuti permainan menulis Sesekali aku menyeletuk ‘Di situ saya kadang merasa senang’, membuat suasana jadi lebih cair. Aku lebih suka suasana yang santai tapi serius. Semua peserta sangat antusias terutama saat permainan menulis. Hasilnya sungguh memuaskan karena dalam dua jam mereka bisa menulis prosa yang bagus-bagus, sampai aku sempat dilema memilih pemenangnya. Pe

Kunjungan Ketiga di Pulau Seribu Pura

Image
Menikmati sunrise di Selat Bali H-1: Tergoda Raksasa Pantai Pandawa             Pulau Penyu ialah destinasi pertama yang aku dan rombongan keluarga Guru SMK A-Nur Bululawang kunjungi. Saya senang naik perahu karena jarang sekali dan selalu ada pengalaman baru tiap mengarungi pantai dengan perahu. Yup, pulau penyu masih seperti dulu. Coba kalau ada pertunjukan sirkus hewan, pasti lebih seru. :D Di balik bukit kapur yang cadas itu, ternyata menyimpan surga tersembunyi. Sebuah pantai berpasir kuning yang begitu menggoda. Pantai Pandawa namanya.             Perjalanan menuju pantai ini sangat mengasyikkan dan bikin penasaran karena pantai ini masih tergolong baru di Bali. Jalan menuju pantai ini menyuguhkan pemandangan bukit kapur yang tinggi dan sudah direklamasi sedemkian rupa hingga membentuk ceruk-ceruk yang menawan. Sebelum jenuh memandangi ceruk bukit kapur, terlihat debur laut biru di ujung bukit. Rasa penasaran masih disambut penasaran yang lain karena di

Sepucuk Surat Hujan

Image
Orang-orang di sini hujan, mata mereka danau, sungai tumpang tindih di perut kaki mereka selalu di hulu jelanak hilir di ujung rambut, tapi kita tak pernah berpikir: Betapa banyak kikir kita yang menjelma banjir Jendela PSBK - dok. pribadi 170213 dimuat Malang Post , 28 September 2014