Postingan Nostalgia dari Blog Lama yang dihapus

Belajar dari pengalaman yang berharga, aku berniat memuat tulisan curhatku dari blog lama ke blog ini. Sekedar untuk berbagi kepolosanku yang dulu. Belajar dari perjuangan kecil untuk menambah bekal semangat menatap masa depan. Ini tulisanku yang pertama kali mulai nge-blog:



Laptop is Monster
Feb 14, '11 11:07 PM

Rasanya semua terasa mudah dan menyenangkan apabila kita sudah punya laptop. L-A-P-T-O-P. Sebuah tablet komputer yang canggih, praktis, serta easy-carrier. Saya sudah lama ingin punya laptop sendiri, mengingat saya komputer-addict. Saya bahkan secara terang-terangan lebih suka nulis / berkarya lewat laptop daripada nulis di kertas biasanya. Alasannya, tulisan tangan saya lebih menyeramkan daripada hururf Pallawa yang ditulis penyair cacat mental. Kecenderungan ini sangat berpengaruh buruk bagi saya. Saya jadi mulai malas menulis dan benar-benar meninggalkan dunia kepenulisan. Terlebih lagi jadwal kuliah dan tugas-tugas saya yang begitu numpuknya sampai-sampai tak ada energi dan waktu lagi untuk menulis sebuah fiksi atau gagasan.
And it's not VERY OKAY! Menyebalkan. Saya benar-benar menyesal. Terlpebih lagi bayangan mengenai laptop yang teramat penting bagi karir saya. Benarkah? Kalau dianugerahi tangan yang sempurna saja, saya malas menulis, kenapa saya terus berharap lebih? Bukankah kita harus survive dengan segala medan as an author. Saya menafsirkan diri saya sebaga author karena saya bukan hanya suka menulis tapi saya juga suka merancang sesuatu yang mutakhir. Balik lagi ke laptop, apakaha benar memiliki laptop bisa meningkatkan produktifitas saya dalam segala hal? atau justru tidak sebaliknya? Itu semua tergantung pada diri kita masing -masing, kembali pada niat dan motivasinya kuat untuk terus berkaya. Saya rasa saya harus kembali men-charge kedua itu untuk come back berkarya. Saya merasa kehilangan dua-duanya. Laptop memang penting tapi konsisten menulis adalaha segalanya. An author harus selalu survive dalam segala medan mulai dari hal yang primitif dan sepele.
Apakah selamanya laptop membawa hal yang baik? Belum tentu. Teman saya banyak yang punya laptop, tapi nyatanya produktifitasnya masih belum maksimal. Dalam mengerjakan tugas saja dia kadang terbengkalai, bahkan tidak dikerjakan. Apa yang salah? Saya rasa itu tergantung bagaimana meng-konsistenkan diri untuk selalu me-manage jadwal. Teman saya mungkin silau dengan kemewahan hiburan yang ditawarkan laptop sehingga dia terlenan  dan lupa waktu. Misalnya: wi-fi, teman saya sibuk mencari tempat ber-hos-spot "hanya" untuk menikmati internet gratis di laptopnya. Atau menonton film, bahkan main game. Hal itu membuat prioritas dalam mengerjakan tugas kuliah malah terkesampingkan.
Bagaimana dengan saya nanti? Saya merasa bersyukur dapat melihat dan mengambil hikmah dari fenomena ini terlebih lagi ini bisa menjadi pelajaran yang berharga ke depannya. Sehingga jika saya punya laptop nanti, saya bisa lebih terkontrol.
Ya Allah, semoga saya bisa segera punya Laptop yang barokah. Amin ya robbal alamin.

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan