Nyai Inah

:Daniel Baay

Oleh: M. Nur Fahrul Lukmanul Khakim
Majalah Komunikasi yang ada puisi saya
Nak, temanku pagar siang
Mata birumu menerawang malang
Kotak jendela dan kesunyian membicarakanmu
Kesendirian di perkebunan rindu

Mungkin kau muram
Sebab kulit cokelat tetap menggurat rahasia
Memperpekat perpisahan ibu dan anak
Seperti para perempuan kencur
yang meratap di pergundikan

Tangsi-tangsi pekerja Eropa mencetak kenangan
Kehangatan ari-arimu sama seperti pelukan ayah, dulu
Selimutnya masih ibu simpan dalam harapan
Tanah kincir angin telah memanggil lelakiku

Nak, ini penghabisan hari
Kereta kuda mengukir jejakmu ke pelabuhan
Bayanganmu telah memanen air mata
Adakah samudera yang lebih asin
dari pada selamat tinggal?

010512

Puisi ini terinspirasi oleh buku ini

dimuat Komunikasi Tahun 34 No. 282 September-Oktober 2012


Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan