Terhanyut Ombak Bendera di Pantai Lekok

Oleh: Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim, M.Pd
(Dosen Sejarah Universitas Negeri Malang)


Puluhan nelayan bersemangat mengecat perahu untuk menyambut tujuh hari lebaran. Nelayan mengecat dengan warna yang berbeda-beda dan meriah. Angin pantai yang cukup kencang tidak menyurutkan minat para nelayan untuk menghias perahu mereka dengan secantik mungkin. Bendera-bendera warna-warni yang dipancang di perahu menambah semarak suasana pantai.

Pantai Lekok tampak tenang ditemani ombaknya yang berdebur dengan lembut. Suasana senja yang cerah terasa sejuk karena angin berhembus sepoi-sepoi. Para pengunjung menikmati suasana pantai sambil duduk di gazebo para nelayan yang teduh. Pedagang es campur dan cilok sesekali melayani para pengunjung yang lapar dan kehausan.

Pantai Lekok terletak dekat dengan Pasar Lekok, di utara Kecamatan Lekok, Kabupaten Pasuruan. Perjalanan ke pantai ini bisa ditempuh lewat jalur darat dengan melewati daerah persawahan Lekok yang hijau dan permai. Tidak terduga di balik asrinya desa Lekok, ada pasar ikan yang sibuk dan Pantai Lekok yang sejuk.

Tidak ada pungutan karcis untuk menikmati pantai ini. Pengunjung juga bisa bercengkrama dengan para penduduk yang ramah. Keceriaan anak-anak kampung nelayan yang berenang dan bermain di bibir pantai setiap sore menambah kemeriahan pantai. Bendera-bendera dengan berbagai ukuran yang menghiasi ratusan perahu di pantai mampu menyihir pengunjung.

Bendera-bendera yang dipancang pada perahu nelayan itu kebanyakan berwarna merah-putih sebagai lambang bendera Indonesia. Bendera-bendera lain umumnya kombinasi warna kuning, hitam, dan biru. Bendera-bendera yang berkibar-kibar tersapu angin mewujudkan semangat dan harapan para nelayan yang akan terus berkobar. Para nelayan yang gigih dalam mengarungi laut dan mencari berkah sari laut untuk menafkahi keluarga. Bender-bendera berbagai ukuran itu soalah merayakan kekuatan nelayan sebagai penguasa laut Pasuruan. Tiang dan tepiah perahu juga diwarnai dengan menarik. Tiang perahu cukup unik karena diukir dan dihias dengan sedemikian rupa.
Para nelayan di Pantai Lekok itu mayoritas adalah lelaki keturunan Madura yang mewariskan berlayar dan ilmu mencari ikan dengan turun-temurun. Para perempuan bertugas mengolah ikan dan menjualnya ke pasar Lekok. Hiruk-pikuk kampung nelayan ini menarik untuk menjadi alternatif berwisata ke Pasuruan. Selain menikmati suasana pantai, pengunjung juga bisa mengenal kehidupan nelayan secara langsung agar diharapkan lebih memahami jati diri bangsa Indonesia sebagai pelaut.

Pantai Lekok masih belum dikelola dengan baik secara daerah wisata. Sampah masih berserakan mencemari bibir pantai. Sisi lain pantai dijadikan tempat pembuangan sampah ilegal sehingga angin pantai dan ombak membawa sampah ke seluruh penjuru pantai. Pasir pantai yang berwarna hitam ditambah sampah membuat pantai ini terlihat kumuh. Pantai ini juga kurang aman sehingga pengunjung harus selalu berhati-hati dalam memarkir kendaraan atau mengamankan barang bawaan. Semua kekurangan pantai itu akan terbayar dengan keindahan ombak ratusan bendera yang berkibar-kibar sepanjang penjuru pantai.

Comments

Popular posts from this blog

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Monolog Waktu

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan