Madu Anak Dalam


Oleh: M. Nur Fahrul Lukmanul Khakim*
Puisi ini dimuat di majalah ini
:Bukit 12

Pohon-pohon karet ciut merintih
Anak beruang menangis dan tertatih
Kepala babi yang baru saja dipenggal dicuri anjing
Mereka kerap mengotori sungai dengan tinja hitam

Cawat kami dipenuhi lumpur perbatasan
Hewan buruan tak cukup untuk makan
Tetumbuhan sering kali beracun kini
Anjing-anjing mengencinginya dengan permusuhan

Lihatlah burung yang susah kami tangkap
Kaki, mata, perutnya begitu kecil
Adik dan ibuku lapar menggigil
Tikus mencuri ubi-ubi dalam hidup kami

Besok aku tak mau pergi ke sokola
Waktunya melangun madu di rimba
Ritual terakhir itu sarat air mata
Ayah tertusuk parang orang terang

130512
dimuat Komunikasi Tahun 34 No. 282 September-Oktober 2012


Buku yang mengilhami puisi ini
*Penulis adalah mahasiswa Sejarah 2010
dan bergiat di UKM Penulis

Sumber: http://komunikasi.um.ac.id/?p=7992#more-7992

Comments

  1. keren puisinya,
    ayo mampir ke tulisanku ini juga ya, http://husenarifinmasterpiece.blogspot.com/2013/01/menjadi-indonesia-melalui-bank-mandiri_13.html

    ReplyDelete
  2. ngumpul blogger tuban yuks....
    bila berkenan silahkan ke facebook blogger tuban(http://www.facebook.com/groups/B.Tuban/)..sebagai langkah awal..silahkan hubungi saya lwat blog saya ini g masalah..nanti di koordinasi dan dirancang bareng2

    dimohon kesediannya demi kemajuan blogger tuban

    ReplyDelete
  3. @Mas Husein: Udah. Makasih ya.
    @Mas Moti: Makasih tawarannya. Aku atur waktu dulu. :)

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan