Kota Malang bebas banjir dalam kajian Historis


Oleh: M. Nur Fahrul Lukmanul Khakim
(Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang)

            Kota Malang sebenarnya lebih didominasi oleh unsur daratan karena letaknya di daerah pedalaman. Namun pada Kolonial Belanda, kota ini sudah dibangun sebagai kawasan vila dengan sistem tata kota yang baik karena juga mengutamakan unsur air. Hal ini bertujuan agar kota Malang terhindar dari banjir karena sistem drainase yang kurang memadai.
Para Pemateri yang berkompeten
Pemerintah kolonial Belanda mengambil pelajaran berharga saat Malang dilanda banjir pada medio 1920-an berdasarkan arsip koran yang terbit saat itu (salah satunya koran Cahaya Timoer). Pemerintah tersebut membangun sistem riool (saluran air / gorong-gorong) dengan kedalaman yang besar dan jalur yang panjang untuk mencegah banjir. Alhasil, pada tahun 1930-an, berita banjir sudah tidak pernah tersiar lagi di surat kabar. Jika beberapa bulan yang lalu Malang kembali dilanda banjir, apakah yang seharusnya dilakukan pemerintah masa sekarang?
Peserta yang semangat mendaftar Semkot
Sebagai bentuk perhatian mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang (UM), maka diadakanlah Seminar Kota Malang 2012 dengan tema Kajian Historis dan Ekologis Drainase Kota Malang  dari Zaman Kolonial hingga Kontemporer: Solusi Memaksimalkan Sistem Riool Kota Malang yang digelar di UM (29/04/2012). Turut dihadirkan pula para pemateri yang sudah berkompeten di bidang masing-masing antara lain: Dr. R. Reza Hudiyanto, S.S., M.Hum (sejarawan di Jurusan Sejarah UM), Gunawan Wibisono, Ph.D (dosen Planologi UB dan UNMER) dan dr. Heri Kurniawan (dokter dan penggiat Kajian Budaya di Malang). Acara seminar ini merupakan agenda rutin HMJ Sejarah FIS UM yang diadakan setiap tahun dan hasilnya diharapkan dapat memberi sumbangsih bagi kota Malang.
Siklus air dalam kota bisa dianalogikan seperti arus listrik, yaitu ada arus masuk maka harus ada arus keluar. Begitu pun sebaliknya dan seterusnya. Jika terjadi pengumbatan pada salah satu titik, maka akan menyebabkan masalah bagi siklus air tersebut. Sistem Riool di kota Malang telah dibangun dengan perencanaan yang sistematis dengan jalur seweer (pipa) yang panjangnya mencapai puluhan meter serta disertai sistem septic-tank (penampungan air) agar air bisa meresap ke dalam tanah. Model sistem drainase ini adalah model sistem Eropa tapi telah diadaptasikan dengan kondisi geografis Malang, yaitu dengan menambahkan septic-tank.
Mahasiswa UNAIR ikut meramaikan diskusi
Bukti-bukti sistem ini masih bertahan sampai sekarang dan seharusnya berfungsi dengan sangat baik jika dirawat dengan benar. Namun kondisi riool yang ada di kota Malang saat ini sudah sangat memperihatinkan. Riool-riool tersebut mengalami penyumbatan karena tertimbun tanah, aspal, bahkan sampah. Pengerasan jalan yang berlangsung sekarang ternyata tidak memperhatikan sistem drainase yang sudah ada. Beberapa riool yang ada di tepi jalan sudah tertutup aspal, ini menyebabkan air tidak dapat meresap ke tanah sehingga mengganggu siklus air.
Kondisi ini diperparah dengan kurangnya kesadaran penduduk pada kebersihan lingkungan. Kebiasaan membuang sampah ke got dan sungai yang telah berlangsung lama menyebabkan sungai menjadi dangkal sehingga kala musim hujan tiba akhirnya sungai tersebut meluap. Terlebih lagi, para warga juga mengabaikan bangunan riool yang telah ada yaitu dengan membangun bangunan baru di atas riool tersebut atau bahkan menyingkirkannya. Tidak ada tindakan yang tegas dari pemerintah kota menyebabkan penyimpangan-penyimpangan yang merusak lingkungan tersebut terus berlanjut seperti lingkaran setan.
Peserta memperhatikan Pemarapan Materi Seminar 
Dampak dari kerusakan riool ini bukan hanya banjir, tetapi juga masalah kesehatan masyarakat. Pembuangan air limbah yang tersumbat dan meresap ke lahan rumah warga maka akan mempengaruhi debit air bersih warga. Jadi, tak heran jika warga sering mengeluhkan air yang kotor dan bau di rumah mereka. Air tersebut dapat menyebabkaan berbagai penyakit seperti diare, kolera dan tipus karenaa tercemar bakteri dan polutan. Akibat dari masalah drainase kota Malang ini sebenarnya punya efek yang berlapis-lapis dalam berbagai bidang lainnya.
Bertugas sebagai Notulen Seminar Kota
Seluruh materi yang disampaikan oleh para pemateri disambut baik oleh para peserta seminar dengan adanya diskusi interaktif yang kritis dan edukatif. Hasilnya, diperoleh suatu solusi penting bahwa dalam memaksimalkan sistem drainase kota Malang, pemerintah perlu menyediakan tenaga dan biaya yang maksimal dalam proyek perencanaan dan perbaikan sistem riool tersebut. Hal ini harus segera digalakkan karena menyangkut kepentingan bersama dan demi masa depan kota Malang yang lebih baik dan bersih. Selain itu, perlu adanya dukungan dan kesadaran para warga kota Malang dalam menjaga kebersihan serta merawat sistem riool yang sudah ada agar tercipta siklus drainse yang lancar. Hasilnya, kesehatan masyarakat kota jadi lebih terjamin.

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan