Balai Desa bukan Tempat Bermain

Oleh: M. Nurfahrul Lukmanul K.
(Dosen Universitas Negeri Malang)


            Balai desa merupakan pusat aktifitas sosial dan politik di desa. Namun apa jadinya jika balai desa menjadi tempat bermain atau olahraga? Hal ini terjadi di Balai Desa Campurejo, Kecamatan Rengel, Kabupaten Tuban. Balai desa tersebut sering dijadikan lahan bermain dan olahraga, bahkan ada meja tenis di tengah balai desa tersebut. Mungkin alasannya adalah untuk menjadikan balai desa lebih semarak, daripada kosong dan sepi terus. Balai desa umumnya hanya ramai saat ada kegiatan pilkades atau rapat besar desa yang merupakan acara tahunan.
            Balai desa yang sepi umumnya harus tetap dirawat dan dihormati, dengan tidak menjadikannya lahan bermain karena dikhawatirkan balai desa tersebut akan rawan rusak. Balai desa adalah tempat sakral yang patut untuk dijaga sesuai fungsinya yaitu tempat musyawarah warga dan aparatur desa. Sebaiknya disediakan lahan bermain atau olahraga di tempat lain agar tidak merusak balai desa. Warga desa bisa mengadakan kegiatan lain seperti pelatihan budidaya tanaman atau kewirausahaan untuk menyemarakkan balai desa. Bukankah setiap bangunan yang digunakan sebagaimana fungsinya justru akan lebih membawa manfaat bagi banyak warga?


Comments

Popular posts from this blog

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Monolog Waktu

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan