Galakkan Edukasi Bahaya Oplosan



Oleh: M. Nurfahrul Lukmanul K.
(Mahasiswa Universitas Negeri Malang)

            Para pelajar, terutama yang berusia remaja, selalu penasaran mencoba hal baru. Salah satunya ialah minuman keras. Walaupun sudah jelas-jelas dilarang oleh sekolah, pemerintah, bahkan agama, mereka tetap tertarik untuk mencoba karena dorongan lingkungan dan pergaulan. Harga minuman keras yang mahal tentu tak terjangkau oleh kantong para pelajar. Namun para pelajar ini tak kehabisan akal. Mereka meracik sendiri minuman keras bernama oplosan. Minuman jenis ini sebenarnya lebih berbahaya.
            Oplosan biasanya diracik sembarangan. Saya pernah mewawancarai beberapa pelajar yang pernah mengonsumsi oplosan. Mereka bisa menggunakan kopi atau minuman bersoda yang dicampur obat sakit kepala, obat maag, obat flu, dan lain sebagainya dengan dosis yang berlebihan. Mereka meyakini bahwa semakin banyak obat yang dicampur maka efek mabuk akan cepat didapat. Memang mereka cepat mabuk, akibatnya salah satu pelajar itu akhirnya masuk rumah sakit karena keracunan dan dirawat seminggu.
            Para pelajar ini, baik putra maupun putri, seringkali mengabaikan dampak buruk dari oplosan dari racikan sendiri. Ketika ditanya tujuan mengonsumsi oplosan, mereka menjawab untuk menghilangkan stres dan tekanan sekolah serta keluarga. Ini akibat edukasi tentang bahaya oplosan masih kurang digalakkan di sekolah dan keluarga sehingga para pelajar mencari pelarian yang salah. Pendekatan emosional perlu dilakukan secara rutin oleh pihak bimbingan konseling sekolah dan orang tua para pelajar untuk mengatasi masalah ini.

dimuat koran Surya: Rabu, 19 Agustus 2015

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan