Ode Pohon Desa dalam Makalah Seminar Nasional

Terkejut saat mendapat kabar naskah cerpenku yang bertema sastra hijau dijadikan referensi kajian dalam seminar nasional di Yogyakarta. Cerpen ini pernah meraih 5 besar juara lomba cerpen nasional perhutani 2014. Senang banget cerpenku dikaji oleh para pakar sastra terkemuka.
            Ini dia nukilan dari cerpen tersebut. Selamat menikmati.

“Maafkan aku, keluargaku. Seharusnya aku tak meninggalkan kalian. Ya Tuhan, maafkan kami.”
Perempuan yang terpekur penuh penyesalan itu ialah ibu dari rumah yang telah rata dengan tanah. Kami menghitung harapan yang tersisa, di tengah kesunyian yang bergelora.
            Retis hujan yang melebur dalam lumpur menerbitkan bunyi-bunyi kecil kepedihan. Aku menggigil bersama seorang ibu yang tengah berbagi hampa dengan kenyataan. Aku ingin sekali memeluk perempuan itu. Tapi energiku telah dikuras habis oleh masa lalu. Aku terdiam dengan keletihan yang jenuh.
            Bu Sarto yang malang itu, menginjak tubuhku sambil mengulur air mata. Tangannya menyatu di dada. Memiuhkan doa pada alam agar tetap membiarkannya hidup. Di hadapannya, rumah yang dia tempati selama puluhan tahun, telah koyak dengan lumpur.
            Aku terpekur. Napasku tersenggal. Pandanganku kelabu bersama pecahan-pecahan hujan yang kabur. Sedikit waktu tersisa untuk menceritakan semua ini. Aku ingin memberi tahu Bu Sarto, kelalaian yang telah terjadi hanya akan menjadi lumpur.
* * *
 
Ini acara seminarnya. Keren ya?
            Makalah seminar nasional bisa dibaca dengan lengkap di: http://www.rayakultura.net/sastra-hijau-pena-yang-menyelamatkan-bumi/

            Semoga bermanfaat! 

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan