Membongkar Fakta-fakta Sejarah Indonesia yang Tersebulung

  • Judul : Menguak Misteri Sejarah 
  • Penulis : Asvi Warman Adam 
  • Penerbit : PT Kompas Media Nusantara, Jakarta 
  • Tahun : Juli 2010 
  • Tebal : xii + 292 halaman 
  •  Presensi : M. Nur Fahrul Lukmanul Khakim
Sejarah suatu bangsa adalah cermin masa lalu bangsa tersebut. Peristiwa penting masa lampau mempunyai peran yang sangat nyata bagi manusia zaman sekarang. Semuanya menimbulkan sebab-akibat. Sejarah merupakan hal yang sangat vital dalam tubuh suatu negara. Tanpa sejarah, negera tersebut tidak ada. Namun bagaimana jika sejarah negara tersebut banyak yang disetilirkan oleh beberapa oknum yang berkuasa. Sehingga sejarah tersebut menjadi suatu peristiwa fiktif yang digunakan untuk kepentingan politik suatu kelompok tertentu. Sudah bukan rahasia lagi jika sejarah Indonesia memang sarat dengan kamuflase politik yang menyimpang dari peristiwa yang sebenarnya terjadi. Lalu, apakah sejarah Indonesia hanya berisi kebohongan belaka dan tidak dapat dipelajari? Sejarah dapat dinyatakan kebenarannya jika terdapat bukti atau peninggalan yang berkaitan erat dengan peristiwa pada masa lampau. Peninggalan tersebut menjadi bukti nyata dan konkrit adanya peristiwa sejarah tersebut. Tanpa adanya bukti atau bukti tersebut palsu, maka bisa dikatakan sejarah suatu peristiwa tersebut telah cacat. Buku yang ditulis oleh penulis yang meraih gelar Doktor Sejarah dari EHESS Paris tahun 1990 ini mencoba mengupas kulit-kulit sejarah yang absurd itu dengan bukti-bukti dan hipotesa yang rasional. Buku kumpulan artikel ini menyibak aneka peristiwa sejarah Indonesia terutama pada masa pasca kemerdakaan yang rumit dengan “simpang-siyur politis” dengan bahasa jurnalis yang mudah dikonsumsi dan mengena. Buku ini tidak hanya menyoroti sejarah Indonesia yang semu, tetapi juga memberi penyelesaian yang menggugah pemikiran pembacanya. Sejarah merupakan layaknya sebuah rumah yang kita tinggalkan, tapi kita tidak pernah bisa lepas dari rumah itu. Penulis mengajak pembaca melihat sejarah dari segi pandang yang berbeda dan mengubah pandangan sejarah dari sesuatu yang dianggap subjektif dan tabu, menjadi sesuatu yang objektif dan umum. Semua dijabarkan penulis dengan bahasa dan sumber-sumber data yang renyah. Di dalam buku ini terdapat 6 bab utama, antara lain: Bab 1 Sosok yang Hampir Terlupakan, Bab 2 Kontroversi Pahlawan, Bab 3 Di Balik Tragedi, Bab 4 Sejarah Berguncang, Bab 5 Serbaaneka Persoalan dalam Kacamata Sejarah, Bab 6 Buku Dilarang, Century Digoyang, dan ditambah Refleksi Penutup yang merupakan konklusi pesan yang ingin disampaikan penulis dari ke-6 bab tersebut. Seperti tertajuk dalam Bab 6, penulis berniat menyampaikan pentingnya pemahaman nilai-nilai sejarah bagi para generasi bangsa agar tidak terulang peristiwa yang tidak diinginkan pada masa lalu. Misalnya dalam kasus pembredelan buku yang kerap terjadi pada rezim Orde Baru. Padahal dalam buku sejarah tersebut terdapat berbagai fakta penting yang telah ditulis oleeh pengarangnya dari penelitian selama puluhan tahun. Sungguh ironis jika hal ini terus berlanjut. Bagaimana bangsa ini bia mengetahui sejarah yang sebenarnya jika fakta sejarah saja ditutup-tutupi. Kasus pelarangan buku dan media ini juga terjadi pada masa demokrasi. Tentu ini sangat tidak adil karena dalam sistem pemerintahan itu, rakyat bebas menyuarakan pendapat dan mengetahui informasi yang sebenarnya. Belum lagi masalah gelar kepahlawanan dan pergulatan politik yang sempat heboh tahun lalu. Penulis mengajak pembaca menelusuri benang merah dari setiap peristiwa melalui pengamatan yang sederhana namun tajam. Pembaca disuguhkan dengan fakta-fakta sejarah yang tidak biasa dan memiliki nilai yang sangat penting bagi perkembangan sejarah bangsa Indonesia. Hal ini terungkap secara jelas pada Bab 1 Sosok Yang Hampir Terlupakan. Di sini, penulis menekankan pentingnya menhormati jasa-jasa besar pahlawan bangsa serta ingin menyampaikan ilham bahawa gelar pahlawan nasional bukan merupakan status semata, namun juga sebagai tanda penghargaan tulus yang diberikan oleh Presiden. Buku ini cocok untuk dibaca oleh semua kalangan karena bahasanya yang sederhana namun memikat. Isi buku ini juga tak kalah menggoda, ringan, namun tetap aktual. Buku ini bisa menjadi bahan evaluasi terhadap penulisan sejarah bangsa Indonesia, terutama pasca kemerdekaan. Foto-foto penguat deskripsi yang ada di dalam buku ini cukup memberi andil dalam membuat hipotesa sejarah yang terangkum dalam buku menjadi lebih faktual. Sayangnya, penulis kurang menyertakan sumber referensi yang jelas dalam penulisan buku kumpulan artikel ini. Sehingga seolah-olah artikel dalam buku ini adalah sekumpulan esai atau editorial. Terdapat beberapa pengulangan cerita antar bab dalam buku ini yang sebenarnya digunakan untuk memperkuat isi, namun terasa menjenuhkan karena pengulangan itu cukup tendensial. Buku ini mengkin cukup subjektif karena penulis banyak memasukkan pemikirannya berdasarkan rasionalitas dan menggabungkan fakta-fakta yang ada. Terdapat istilah- istilah pop yang mungkin mengganggu beberapa pembca yang tidak terbiasa dengan kata-kata tersebut. Foto-foto dalam buku ini seharusnya diperbanyak dan diperjelas lagi dengan sumber data yang konkrit. Karena sejarah pada dasarnya adalah mempelajari fakta-fakta masa lalu yang akan digunakan sebagai pondasi pembentuk karakter bangsa untuk menjadi lebih baik dan lebih baik lagi.

Comments

Popular posts from this blog

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Monolog Waktu

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan