Korean Style: Tantangan yang bombastis*

Oleh: Fahrul Khakim



Annyeong haseyo! Segala hal berbau Korea mulai menjajah Indonesia, Kpopers menjamur dimana-mana, terutama di kalangan remaja. Rating Sinetron Korea semakin bersinar. Bahkan kini, banyak boy band dan girl band yang lahir secara hampir serentak akibat pengaruh Kpop. Pengaruh Korea, tidak hanya merajai televisi, namun berimbas juga pada perkembangan sastra di Indonesia. Mulai dikenal adanya genre baru: Korean Style. Penemu gaya ini belum diketahui secara pasti, namun genre ini sudah ada sejak film dan sinetron Korea memeriahkan dunia hiburan Indonesia.
Ternyata saat ini, Korean Style telah menjadi peluang yang sangat bagus di segala bidang: baik hiburan, jasa, bahkan sastra. Sebenarnya sastra genre Korean Style telah ada di Indonesia sejak tahun 2004, dimulai dengan munculnya Metro-Pop: Summer in Seoul karya Illana Tan. Novel tersebut sampai sekarang masih best-seller. Kemudian mulai bermunculan novel genre Korean Style yang lain. Bahkan kini, novel bergaya tersebut sudah memiliki tempat sendiri di hati pembaca Indonesia. Apalagi jika novel tersebut dipadu dengan pernak-pernik Korea yang lain, misalnya Korea Pop Star.
Bahkan sekarang (menurut pengamatan saya), banyak penerbit yang membuka naskah untuk jenis Korean Style. Salah satu faktor penyebabnya adalah karena pangsa pasar yang sedang “hot”. Saya pernah mengikuti Lomba Novel Bentang Belia 2011 30 Hari 30 Buku. Hasilnya, 80 % pemenang dari seluruh pemenang yang berjumlah 13 ternyata adalah novel Korean Style. Hal ini menunjukkan bahwa karya genre Korean Style sangat diminati.
Berikut ini adalah beberapa tips cacthy yang berguna untuk memulai menulis karya sastra Keran Style. Mumpung euforia Korea lagi booming, apa salahnya jika kita memanfaatkan moment tersebut untuk berkarya. Mengutip kata Orizuka, “Boleh suka budaya orang (Korea), tapi tetap ingat budaya kita.”. Penulis harus pandai memanfaatkan setiap kesempatan yang ada. Oke? :
1) Tema
Kebanyakan, novel Korean Style menangkat cerita romance. Meski cerita cinta sudah milyaran kali diangkat, namun tema ini masih saja “sedap”, seolah abadi. Dalam menentukan tema cerita, bisa dipikirkan terlebih dahulu sasaran pembacanya: untuk pembaca teenlit / metro-pop.
2) Tokoh tetap Indonesia
Meski mengangkat tentang Korea, usahakan tetap menyinggung Indonesia, dapat dilakukan dengan cara menggunakan tokoh utama yang asli Indonesia atau blasteran Indonesia – Korea. Penokohan blasteran ini menjadi sangat menarik pada novel Summer In Seoul – Illana Tan.
3) Setting Korea yang kental
Untuk menyiasati setting, kini terdapat banyak sumber referensi mengenai Korea: internet dan buku. Buku-buku yang mengupas Korea secara lengkap telah beredar luas dan mudah diperoleh. Penggunanaan Setting yang sempurna terdapat pada novel Infinetly Yours – Orizuka.
4) Bahasa
Masalah bahasa sebenarnya sama seperti setting Korea di atas. Bahasa bisa dipelajari, intinya perbanyak informasi tentang Korea. Bahkan bahasa dapat merujuk di novel atau tanya pada orang yang sudah bisa berbahasa Korea. Saya sempat membaca ada kursus bahasa Korea gratis di UM. Penggunaan bahasa ini hanya untuk memperkuat cerita.
Selamat Berkarya! Gamsahamida……


*disampaikan dalam program Padepokan Aksara pada 24 Januari 2012 di UKM P UM

Comments

Post a Comment

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan