Mari Menjerat Ide!


Oleh M. Nur Fahrul Lukmanul Khakim

CLING! Ani tiba-tiba mendapat ide untuk tulisannya. Saat itu dia lagi di angkot. Susah kaleee nulis di angkot. So, Ani langsung berpikir “cerdas” (atau tolol?), Ah, idenya aku tulis nanti aja kalau sudah sampai rumah. Tragisnya (sampai berdarah-nanah), saat tubuhnya sudah masuk di dalam kamar dan duduk manis (emangnya gula?) di depan meja belajarnya, Ani lupa ide yang didapatnya tadi saat masih di angkot. Kontan Ani panik dan menyesal. Adegan selanjutnya seharusnya disensor karena yang terekam adalah hal yang sangat memilukan: Ani mencakar-cakar tembok kamarnya seperti korban penggusuran satpol PP hanya karena kehilangan sebuah ide.
Lebaykah Ani? Yoi, tapi bayangkan deh kalau ide itu bisa saja ide yang belum pernah ditulis siapa pun (bahkan Manusia Purba sekalipun). Pasti dong ide itu mahal dan berharga banget. Jadi, what must we do to cacth our idea? It’s absolutely easy to do is PLEASE WRITE IT! Just write. Apapun ide itu, tulis aja. Nggak peduli itu ide yang garing bahkan “upil” sekali pun. Tulislah. Kita tak kan pernah tahu apa yang terjadi, tapi kita dapat membuat sesuatu terjadi dengan ide itu. Ide pada dasarnya adalah anugerah Allahu Robbi yang patut kita jaga dan lestarikan (bukan iklan Taman Safari lho, yaaa?).
Menjaga ide tidak mahal. It’s super ceap & fast. Jika ada ide sedang iseng cuap-cuap di otak atau mata, segera tulis. Kejar dan ikat dia (mirip film Koboy). Bayangkan tanganmu adalah kuda dan pikiranmu adakan koboy yang selalu sigap menangkap banteng. Jika anda konsisten diri untuk selalu menangkap ide segar di neutron (sel abu-abu otak itu lho?), maka dengan sendirinya kita telah membentuk kebiasaan menulis yang baik dan kemampuan membuat tulisan yang bagus akan mengalir dengan sendirinya.
Lestarikan ide dengan mengembangkannya. Jangan cuma ditulis tapi hias ide anda sekreatif mungkin. Kembangkan, lagi-lagi gunakan sel abu-abumu. Tambah vitamin kepenulisanmu dengan membaca dan membaca. Min. 1 halaman perhari. Helo, you are a graetest writer on the future. Jangan takut idemu jelek atau kacangan, yang penting tulis dan kembangkan. Trust me, tak ada ide dan tulisan yang sia-sia di dunia ini.
Kasus Ani di atas seharusnya tak perlu menimpa para penulis UKM P tercinta. Everybody has a handphone. So, jika tidak bawa kertas atau buku. Anda masih punya ponsel yang bisa digunakan untuk mencatat semua ide dalam waktu yang cepat dan efektif. Terlebih lagi, terdapat software ponsel yang yang bisa memindahkan message atau notes dari ponsel ke komputer. Jadi tak ada lagi alasan untuk kehilangan sebuah ide kan? Ayo, jangan cuma beribadah online saja (fesbukan/twiteran), tulis dan kembangkan idemu dong!

Malang. 11.11.2011; 10:07

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan