Bahagia dengan Tulisan

Oleh: Fahrul L. Khakim


Tahukah kamu kalau nenek moyang kita perlu waktu ribuan tahun untuk menemukan tulisan. Dan tulisan bisa menghubungkan kita dengan apa saja di dunia ini. Meski pun tulisan awalnya hanyalah menulis corat-coret. Tapi yang terpenting dari semua ini adalah niat dan kerja keras. Mimpi itu nggak kan pernah terwujud tanpa kedua hal itu.
Niat memang mudah.Tapi untuk merealisasikannya butuh kemauan yang keras dan usaha. Memang semuanya didasai oleh niat, tapi juga harus disertai dengan langkah pertama juga kan. Ada penulis yang pernah bilang bahwa memulai langkah pertama berarti 70 % kesuksesan sudah ada di tanganmu. Jadi tunggu apa lagi? Mulai lah sekarang juga. Tak ada kata terlambat untuk menulis.
Oke, mengenai dunia tulis-menulis. Kita mulai dengan berpikir. Memutar otak menemukan gagasan untuk tulisan kita. Tak perlu cari ide yang terlalu brilian untuk membuat cerita atau tulisan yang menarik. Mulai dengan yang sederhana saja. Boleh mencontoh karya orang lain, syaratnya harus kamu kembangkan sendiri ceritanya.
Setelah menemukan gagasan, tentu aja harus ditulis dong! Tapi usahakan nulis dengan santai, jangan ngoyo. Jangan pernah ada pikiran bahwa ide atau tulisan yang akan kamu tulis itu bagus atau jelek. Biarkan tulisanmu mengalir. Pikirkan lah kamu sedang belajar. Dan belajar itu butuh proses. Semakin banyak kamu menulis, semakin meningkatnya tulisanmu. Practuce makes perfect, guys! Dengan banyak latihan kamu juga semakin mengasah permainan tangannmu dalam menulis atau mengetik.
Cepat tulis ide yang kamu tangkap. Jangan lama-lama disimpan di otak! (Jujur deh, kamu pasti bakal lupa). Otak mensimulasi segala memori dengan waktu cepat. Kita nggak mungkin mengingat satu hal saja dalam sehari ‘kan? Usahakan lagsung ditulis di kertas. Biar jadi draft dulu nggak apa-apa. Yakin deh, idemu itu nanti pasti bakal berkembang. Syaratnya kamu kudu menulisnya.
Writer’s block! Kemandekan menulis. Rasanya sulit banget nulis meski udah dipaksakan. Bawaan marah dan kesal. Semua penulis mengalaminya, temanku. Percaya atau nggak, WB itu normal banget. Cuma tinggal kita sendiri yang menyikapinya. Jadikanlah masa WB sebagai masa tenang atau istirahat. Saatnya jalan-jalan, relax sebentar, nonton film, atau tidur. Pokoknya semua yang bikin kita fresh kembali. Oke?
Nggak ada jalan pintas menuju kesuksesan. Seperti halnya menulis. Kamu mungkin pernah berpikir ingin menyelesaikan satu novel dalam waktu seminggu, tiga hari, bahkan sehari. Percayalah hasilnya nggak sebagus jika kamu menulisnya dengan hati-hati. Because writing with love can makes taste. Menulis itu bertahap, kawan.
Sebelum nulis novel, aka baiknya kamu banyak membaca novel-novel dari berbaga genre dan literatur (ini khusus untuk seseorang yang belum menemukan genre yang cocok dalam menulis). Bagi yang sudah menemukan genre yang cocok, perbanyak lagi stomata kepenulisan dan memperdalam genre tersebut dengan banyak membaca. Coba deh, kamu latihan dulu nulis banyak cerpen. Dengan itu, kamu bisa menulis berbagai macam peristiwa dengan karakteristik berbeda. Selain itu kamu juga harus banyak baca karya penulis terkenal. Karya-karya best-seller atau banyak buku dari berbagai penerbit. Tapi jangan lupa, baca juga aneka tips-tips menulis. Bisa tanya ke gurumu, orang yang udah berpengalaman, sesama penulis, atau browsing aja ke internet kalau mau yang murah meriah.

Cerpen-menyerpen!
Cerpen yang bulat, menurut sayaadalah cerpen yang utuh. Bulat secara keseluruhan. Cerpen itu seperti makanan. Cerpen yang utuh akan mudah dimengerti dan enak dibaca. Cerpen bulat itu harus (kriteria saya)...:
1. Ada karakter, plot, latar, tokoh yang jelas dan kuat. Sehingga membuat pembaca kenal mereka.
2. Memiliki tema yang kuat ditulis dengan bahasa yang baik. Sesuai EYD. Usahakan mengoreksi naskah cerpenmu secara teliti agar semakin enak dibaca.
3. Mengandung pesan moral.
4. Tidak monoton alias menarik. Membuat pembaca sulit melepas bacaannya.

AYO, SEMANGAT MENULIS!
Oleh: Fahrul Khakim
Tuban, 071109

Comments

Popular posts from this blog

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Monolog Waktu

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan