From Nothing to Something (Profilku di Majalah Komunikasi No. 285: Maret-April 2013)



Profilku di Majalah Komunikasi




Nama        : M. Nur Fahrul Lukmanul Khakim
Nama pena: Fahrul Khakim

Organisasi:
• Forum Lingkar Pena (FLP) Malang
• Ketua Bidang Penalaran HMJ Sejarah (2012)
• Ketua Umum UKM Penulis (2013)

Prestasi:
• Juara I Lomba Menulis Cerpen Malang Post 2011 tingkat nasional
• Juara I Kompetisi Menulis Rubrik Majalah Komunikasi UM kategori cerpen 2012
• Juara I Lomba Cerpen Mahasiswa se-UM HMJ Sasindo 2012
• Juara II Lomba Cerpen Retakan Kata 2012
• Juara II Manuju Peksiminal Karya Sastra UM Kategori Cerpen 2012
• Juara II Kompetisi Menulis Rubrik Majalah Komunikasi UM Kategori Cerpen 2011
• Juara III Lomba Cerpen On the Spot Writing Contest FLP Malang 2011
• Pemenang harapan kategori C LMCR Rohto Mentholatum Golden Award 2011
• Tulisan fiksi dan nonfiksi dimuat di berbagai media massa lokal dan nasional
• Penerima Beswan Djarum 2012/2013
• Mawapres II FIS UM 2013
• Cerpen dimuat di enam antologi bersama

dan lain-lain

Buku yang diterbitkan:
Cowokku Vegetarimood (Penerbit Andi, 2013)
Hasil Pemotretan di Studio

Kesuksesan memang tidak dapat diraih dengan instan. Prinsip yang sama juga dipegang teguh oleh mahasiswa Sejarah satu ini. Jatuh bangun yang pernah dialami tak membuatnya getir untuk terus melanjutkan mimpi-mimpinya. Berawal dari cerpen remaja yang dimuat di majalah sekolah, ia terpacu untuk terus berkarya. Buku kumpulan cerpennya, Cowokku Vegetarimood yang telah diterbitkan menjadi bukti hasil perjuangannya selama ini. Usaha dan kegigihannya dapat menjadi inspirasi bagi mahasiswa untuk percaya dan terus mewujudkan mimpinya. Siapakah sebenarnya sosok ini? Simak wawancara Komunikasi dengannya berikut.

Sejak kapan Anda mencintai dunia penulisan fiksi?
Saya mencintai dunia penulisan fiksi sejak saya SMP. Dari kecil, saya sudah terbiasa membaca karena memang jarang keluar rumah dan banyak buku bacaan di rumah. Berawal dari hobi membaca, saya mencoba menulis cerita-cerita pendek. Sampai saya masuk SMP, saya merasa tertantang untuk mengisi rubrik cerpen di majalah sekolah. Saat itu, tidak disangka ternyata cerpen pertama saya dengan judul “Hantu Perpustakaan” dimuat. Sejak saat itu saya termotivasi untuk terus menulis dan menulis.

Apa yang mendorong Anda untuk berkecimpung dalam bidang penulisan fiksi?

Saat saya pertama kali menulis, saya sudah memiliki target untuk hidup dari tulisan saya sendiri. Awalnya orang-orang di sekitar saya banyak yang meremehkan dan menganggap orang desa tidak akan bisa menulis di media massa. Saya ingin membuktikan bahwa tulisan orang desa juga bisa masuk media massa. Dan Alhamdulillah, sampai sekarang karya saya sudah masuk di koran Surya, Kawanku, Aneka Yess, Teen, Gaul, Story, dan masih banyak yang lain.

Genre fiksi apa yang Anda geluti?
Untuk genre yang saya geluti saat ini lebih cenderung cerpen, novel, dan puisi tentang remaja.
Kaver Komunikasi Edisi 285: Maret-April 2013

Bagaimana proses kreatif Anda?

Perjalanan kepenulisan dimulai saat saya masuk redaksi majalah sekolah SMP. Selain mengisi majalah sekolah, saya juga sering mengirim crpen-cerpen ke media massa. Namun, tidak pernah diterima. Karena seringnya saya ditolak dan tidak ada sosok yang menginspirasi, saya menjadi pesimis dan vakum dari dunia kepenulisan sampai kelas II SMA. Meskipun begitu, saya tetap membaca dan rajin menulis diary. Pada tahun terakhir di bangku SMA, saya mencoba kembali menulis cerpen dan mengirimkan pada media massa. Selain itu, saya juga menulis novel dan mengirimkannya pada beberapa penerbit. Namun, selalu ditolak dan perlu direvisi. Terhitung sebanyak tiga novel dan tiga penolakan pula yang saya terima. Setelah lulus dari SMA tahun 2009, saya bekerja membantu paman saya di suatu event organizer. Selain bekerja, saya terus menulis dan memiliki target mengirimkan satu cerpen satiap minggu selama setahun. Hingga pada bulan Juni 2010, cerpen pertama saya dimuat di majalah Kawanku. Motivasi dan semangat saya mulai tumbuh lagi dan akhirnya semakin banyak tulisan saya dimuat di media massa seperti Surya, Teen, Aneka Yess, Gaul, dan lain-lain. Lalu, tahun 2010 saya masuk di Universitas Negeri Malang Jurusan Sejarah dan mengikuti UKMP. Padatnya aktivitas tidak membuat saya berhenti menulis. Hingga pada tahun 2011, saya meraih beberapa prestasi, antara lain, peringkat pertama Kompetisi Majalah Aneka Yess tingkat Jawa Timur. Selain itu, masuk sepuluh besar pada kompetisi yang diadakan Fakultas Ilmu Pendidikan UM. Pada tahun 2012, salah satu teman saya menyarankan untuk mengirimkan kumpulan cerpen-cerpen saya pada penerbit. Lalu pada bulan Agustus 2012 saya mengumpulkan cerpen-cerpen terbaik saya dan mengirimkannya pada salah satu penerbit di kota Yogyakarta. Alhamdulillah, setelah tiga bulan pengiriman, saya mendapatkan konfirmasi bahwa kumpulan cerpen saya berhasil diterbitkan. Dengan mengangkat judul dari salah satu cerpen di dalamnya, “Cowokku Vegetarimood” sudah bisa didapatkan di toko buku terdekat.

Siapa saja orang yang menginspirasi Anda selama ini?
Sebelum saya masuk di bangku kuliah, sebenarnya saya belum memiliki sosok yang menginspirasi. Namun, setelah masuk di dunia perkuliahan dan mengikuti beberapa organisasi kepenulisan, saya belajar dan menemukan banyak sosok yang menginspirasi. Selain teman-teman di bidang penulisan, sosok yang paling menginspirasi saya adalah Mas Royyan Julian, yakni salah satu senior saya di UKM Penulis. Mas Royyan Julian adalah penulis yang berbeda genre dengan saya. Saya belajar banyak genre tulisan dan saya mencoba out of the box dalam menulis dengan mencoba menulis yang lain dari biasanya.
Anda mahasiswa Sejarah. Adakah pengaruh disiplin Anda terhadap penulisan fiksi?
Sebagian besar dari ilmu sejarah adalah cerita. Sejarah adalah cerita berdasarkan fakta yang menembus dimensi ruang dan waktu. Sejarah juga merupakan cerita fakta untuk pencarian jati diri. Selama perjalanan kepenulisan, saya yang cenderung menulis fiksi remaja. Saya sadar bahwa sebenarnya terdapat proses pencarian jati diri dalam karya-karya yang saya tulis. Maka, disiplin ilmu yang saya tempuh saat ini sangat berpengaruh pada penulisan fiksi yang saya geluti saat ini. Sekarang saya menyukai tulisan dan menulis bertema sejarah.

Prestasi kepenulisan apa yang paling membuat Anda terkesan?
Prestasi yang membuat saya terkesan adalah menjadi juara I lomba menulis cerpen Malang Post tingkat nasional pada tahun 2011. Saya tidak menyangka sama sekali cerpen dengan judul “Fantasmagoria” yang saya tulis menembus tingkat pertama. Dan saya juga tidak menyangka ternyata pada peringkat kedua adalah guru senior saya di bidang kepenulisan.
Bagaimana tanggapan orang terdekat tentang pilihan Anda berkarir di dunia penulisan fiksi?
Awalnya banyak orang-orang di sekitar saya yang ragu atau terkadang mendukung hanya setengah hati (pesimis). Sebenarnya saya menganggap hal ini wajar karena memang dalam prosesnya saya lebih banyak ditolak daripada diterima.

Apa saja kendala yang Anda alami selama berkiprah dalam bidang penulisan fiksi?
Selama saya menulis, kendala yang saya hadapi sama seperti mahasiswa kebanyakan, yakni rasa malas. Terkadang saya merasa pesimis karena efek kekecewaan yang sering saya rasakan. Namun, hal itu tidak membuat saya berhenti untuk terus membaca, tetap menulis.

Apakah  impian yang ingin Anda capai setelah ini?
Setelah ini saya ingin menyelesaikan tiga novel saya yang dulu pernah ditolak. Saya ingin menerbitkan ketiga novel tersebut. Selain itu, saya ingin meraih penghargaan nobel di bidang sastra.

Selain sebagai penulis, Anda juga seorang mahasiswa dan organisator. Bagaimana membagi energi untuk ketiganya?
Sebenarnya memang sulit mengatur waktu dan energi. Salah satu strategi saya dengan lebih selektif memilih ide untuk menuliskannya. Selain itu, saya juga mengurangi waktu bermain saya dan menganggap bahwa kegiatan di organisasi adalah kegiatan bermain saya. Saya juga jarang untuk pulang kampung untuk menyelesaikan beberapa tanggung jawab saya. Namun, sebisa mungkin saya tetap rutin menulis setiap minggunya.

Adakah pengaruh lingkungan UM terhadap spirit menulis Anda?
Sangat ada, terutama UKM Penulis Universitas Negeri Malang yang selalu mewadahi saya untuk belajar, bertemu dengan banyak penulis, karena sebenarnya di sana semua sama. Semua sama-sama belajar. Kondisi lingkungan yang kondusif ini membuat saya semangat untuk terus berkarya.

Apa pesan Anda untuk para penulis muda UM?
Terus membaca, membaca, membaca dan tetap menulis setiap hari. Selain itu tingkatkan kepekaan di sekitar Anda, banyak bergaul, dan jangan apatis.Lailil

Sumber: http://komunikasi.um.ac.id/?p=9428#more-9428

Comments

  1. Kak ini banget! Jatuh bangun jadi penulis profesional. Usaha dari nol yang sama kayak yang aku rasain. dan saat salah satu karya kita dimuat, itu bagaikan bayaran semua usaha kita! Sukses terus kak. berharap suatu saat aku juga bernasib seperti kamu:)

    ReplyDelete
  2. Aamiin ya Robb.
    Kita harus tetap semangat ya, Dek.
    Saya masih perlu banyak belajar dan membaca.
    Biar lebih peka & berwawasan.
    Ya, tiap karya kita berhasil diterbitkan / dimuat itu rasanya begitu menyenangkan.
    Bahkan tak dapat dinilai hanya dari sekedar uang/honor.
    Salam kenal ya? :)

    ReplyDelete
  3. Wah, keren! Menginspirasi banget nih! :)

    ReplyDelete
  4. Alhamdulillah. Sebenarnya aku juga masih belajar kok. Terkadang juga males, jenuh, dan bosan membaca dan menulis terus. Tapi bukankah mimpi harus selalu dikejar dan diperjuangkan agar menjadi nyata? Yuk, saling memotivasi agar kita semakin bersemangat meraih cita-cita. ^^

    ReplyDelete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Janji Pelangi, Persahabatan Menyembukan Trauma

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan