Nikmatnya Menulis Novel


Oleh: M Nur Fahrul Lukmanul Khakim

Mahasiswa Sejarah Universitas Negeri Malang


Artikel saya dimuat di Surya-online
Bagaimana kiat menulis novel yang bagus? Novel merupakan salah satu karya sastra paling digemari saat ini. Hampir di setiap toko buku, jajaran buku terlaris didominasi novel. Novel sangat berbeda dengan cerita pendek (cerpen) karena novel lebih kompleks, tebalnya pun bisa mencapai ratusan halaman. Tentu butuh usaha keras dalam membuat sebuah novel.

Padepokan Aksara adalah kegiatan rutin UKM penulis Universitas Negeri Malang (UM) yang giat mengadakan diskusi dan berbagi ilmu karya sastra. Rangkaian acara pameran karya UKM Penulis 2012 Simfoni Sejuta Aksara, Padepokan Aksara, Selasa (16/10) di joglo perpustakaan UM diisi dengan materi Kiat Menulis Novel oleh Mashdar Zainal, penulis novel Zalzalah dan Iktiraf Sekuntum Melati.

Penulis yang cerpennya betebaran di berbagai media massa itu mengajak sekitar 30 peserta berbagi ilmu mengenai menulis novel dalam suasana yang santai. Mashdar mengingatkan, menulis tak boleh dalam keadaan terpaksa, pikiran harus tenang, tapi menulis juga harus konsisten agar bisa menghasilkan karya yang bagus. 

Bagaimana menghindari menulis bagian novel yang membosankan?
Pada dasarnya semua ide itu klise karena sudah pasti pernah ditulis. Tapi yang terpenting selain ide dan tema novel adalah unsur penuturan yang mendukung. Dapat disiasati juga dengan mempermainkan diksi dalam penyampaian dan memperkuat emosi tokoh agar adegan dalam novel tersebut tidak klise, justru menjadi lebih menyentuh dan memikat pembaca.

Di dalam novel terdapat banyak konflik, bagaimana menuliskannya agar konflik tersebut tidak melebar? 
Bisa disiasati dengan membuat kerangka karangan, sehingga akan mempermudah dalam membangun konflik. Ibaratnya sebuah kampus adalah novel, sedangkan gedung kuliah, perpustakaan, masjid, dan lain sebagainya yang ada di dalam kampus tersebut adalah konfllik-konflik kecil yang saling bersinambungan sehingga membentuk kesatuan konflik utama yang utuh.

Menulis novel pasti membutuhkan banyak ide dan waktu, bagaimana cara mengatasi kebuntuan ide dalam menulis? 
Jalan keluarnya adalah istirahat dan refreshing dengan menonton film atau memperbanyak membaca sehingga bisa memunculkan ide-ide yang lebih menarik. Waktu menulis yang ideal adalah waktu subuh atau pagi hari, pikiran masih jernih sehingga otak dan tubuh lebih leluasa mengeluarkan ide-ide untuk ditulis. Ingat, menulis tidak dapat dipaksaan dan harus perbanyak membaca. Menulis dan membaca adalah dua mempelai yang tak dapat dipisahkan. 

Dua jam berlalu setelah pemateri mengulas semua pertanyaan peserta. Mashdar Zainal berpesan, satu-satunya kesulitan dalam menulis novel adalah saat kemalasan datang. Jadi penulis harus selalu menjaga komitmen, motivasi dan rasa percaya. Novel yang baik adalah novel yang selesai ditulis. Setiap karya selalu punya jodoh dan pembacanya masing-masing. Jadi jangan takut menulis novel, nikmatilah prosesnya. 

Sumber: http://surabaya.tribunnews.com/2012/10/24/nikmatnya-menulis-novel

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan

Mengenal Data Tekstual