Ada Harapan di Sela-sela Kota
Judul buku : Kata Kota Kita
Penulis : Gramedia
Writing Project 1
Tahun terbit : 2015
Penerbit : Gramedia
Pustaka Utama
Halaman : 272
Setiap kota pasti memiliki kenangan yang berbeda
dan istimewa. Ada suka, tak jarang pula luka. Namun apa jadinya saat 20 penulis
berbeda latar belakang ini menulis kisah dengan berbagai latar yang berbeda
pula? 20 penulis dari berbagai daerah di Indonesia itu ialah jebolan Gramedia Writing Project Bacth 1 antara lain: Cindy Pricila, Emilya Kusnaidi, Yatzhiar Nao, Djan
Fraumi, Lily Marlina, Putra Zaman, Idawati Zhang, Lidya Renny Ch., Orinthia
Lee, Rizky Novianti, Yulikha Elvitri, Tsaki Daruchi, Emha Eff, Tj Oetoro, Marisa Jaya, Ayu Rianna, dan Dwi Ratih Ramadhany.
Salah satu kota yang dijadikan cerpen dalam
buku ini adalah kota Malang berjudul Cinta
dan Secangkir Cokelat Panas karya
Dwi Ratih Ramadhany. Cerpen ini unik karena menggunakan kota Malang sebagai sudut
pandang cerita. Berkisah tentang dilema seorang gadis bernama Risa yang gagal menjalani hubungan jarak jauh tetapi gamang ketika
berhadapan dengan sang mantan.
Isu terkini tentang modus kejahatan internet diangkat dengan apik dalam cerpen Let
the Good Times Roll karya Emha Eff. Cerpen yang mengambil latar kota New Orleans, AS, ini menceritakan kebencian seorang gadis bernama Maddie pada ibutirinya, Loretta, yang hadir dalam keluarganya. Demi menghindari Loretta dan keluarganya, Maddie kabur dan terhanyut pesona Festival Mardi Gras bersama Lucas, lelaki yang dia kenal dari internet dan
membuatnya jatuh cinta. Ternyata Lucas telah menjebaknya dengan kejahatan
seksual. Pertolongan
Loretta justru mampu mengubah persepsi Maddie tentang arti keluarga.
Fenomena tawuran antar SMA yang marak terjadi di
ibukota menjadi tema penuh perenungan dalam cerpen Bulungan karya TJ Oetoro. Cerpen ini mampu menarik sisi kelam masa lalu suatu kota dan mengaitkannya dengan konteks masa kini. Tawuran yang berbuntut korban jiwa harus ditangani secara
serius oleh semua lapisan masyarakat, bukan hanya oleh para remaja yang sering
terjebak permainan ego sesaat.
Depresi yang kelam dan berkepanjangan diramu
dengan membius dalam cerpen Ankara di
Bawah Purnama karya Tsaki Daruchi. Pembaca akan dibuat bertanya-tanya
tentang apa yang sebenarnya terjadi pada gadis asal Indonesia bernama Wina dan
siapa sebenarnya lelaki bernama Erdem itu. Wina terjebak penantian pedih di
ibukota Turki sendirian. Cinta penuh resiko yang telah dipilih Wina membawanya
pada masa depan yang rapuh dan sulit untuk disembuhkan.
Penyesalan menjadi tema utama dari 20 cerpen dalam
buku ini. Gaya bercerita yang mengalir serta penggambaran kota yang menarik
mampu memikat pembaca memahami detail cerita. Beberapa cerpen kurang menggarap
suasana serta meracik konflik yang terlalu sederhana sehingga sering membuat
jalinan cerita kurang kuat. Para tokoh dan karakter dalam cerpen cukup mampu
mengupas dan berdamai dengan penyesalan. Memaafkan penyesalan itu memang
seperti mengupas bawang, pedih saat melepas setiap lapis penyelasan sampai
manusia akan menemukan sisi terbaik dari sebuah bawang. Inti dari bawang itu
laksana kehidupan yang bukan lagi pedih, tetapi bagian yang paling utuh bernama
harapan.
Pinjeeeem XD
ReplyDeleteHaik, Mizu-Chan :)
ReplyDelete