Peluang Sejarah dalam Industri Kreatif

Oleh: Moch. Nurfahrul Lukmanul Khakim, S.Pd., MPd
(Dosen Jurusan Sejarah, Universitas Negeri Malang)

Kuliah Tamu bertema ‘Jurusan Sejarah dan Peluangnya dalam Industri Kreatif’ yang diselenggarakan oleh Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang. Acara ini diselenggarakan oleh Jurusan Sejarah Universitas Negeri Malang pada tanggal; Kamis, 31 Agustus 2017 di Aula Ki Hadjar Dewantara Gd. I1 Fakultas Ilmu Sosial.  Acara ini menghadirkan Samantha Aditya Putri, S.S. selaku Ketua Komunitas Malam Museum Yogyakarta. Awalnya ini ide kegiatan ini berawal dari program kreatifitas mahasiswa yang didanai Universitas Gadjah Mada. IDari 48 Museum di DIY, baru 6 Museum yang mendukung program ini.
bersama Samantha Aditya Putri, S.S

 Anak muda sekarang jarang menyukai sejarah dan budaya karena kemasan yang ditampilkan kurang menarik, minat baca rendah, dan terkesan kuno. Komunitas ini ingin mengajak anak muda dan masyarakat pada umumnya untuk merubah fungsi museum dari subject oriented menjadi public oriented. Komunitas museum ini diminati di Jogja karena tidak hanya menyajikan acara kunjungan museum tetapi juga permainan seru seperti amazing race bertema sejarah dan diskusi santai. Sebenarnya 400 museum di Indonesia yang dibangun dengan berbagai arsitektur dan tema yang berbeda secara fisik cukup siap dan cocok untuk menerapkan untuk kegiatan seperti komunitas ini.
Bagaimana mengembangkan bidang sejarah dalam industry kreatif? Pendekatan desain dapat digunakan untuk mengatasi masalah dan tantangan. Empathy, define, idea, dan create. Industri kreatif memerlukan empathy atau kepekaan dalam melihat masalah social. Setelah memahami, makan bisa define dengan menetapkan solusi atau ide baru dalam inovasi kreatif. Mengolah idea/ide menjadi lebih mudah dijelaskan. Create, menerapkan ide ke dalam tindakan nyata. Karakter utama ranah industri kreatif adalah ekonomi yang berbasis pengetahuan.

Duta Museum DIY 2017 ini mengungkapkan program kegiatan komunitas malam museum ini adalah menonjolkan sisi humanisme dari setiap artefak atau peninggalan sejarah yang ditemui. Hal ini lebih menarik daripada pemandu wisata pada umumnya yang hanya pandai mengungkapkan fakta-fakta. Pengenalan sisi kemanusiaan dari setiap koleksi museum ini mampu menyentuh emosi para peserta sehingga memunculkan kesadaran sejarah. Cara mempromosikan industri kreatif sejarah adalah dengan memanfaatkan jejaring sosial dan cetak. Dulu Komunitas Malam Museum melakukan promosi dengan mencetak dan menempel poster-poster di perpustakaan sampai fakultas-fakultas lain. Industri kreatif memang berbeda dengan industry lainnya karena di luar dari kebiasaan tapi unik. Jika ingin sukses dalam industri kreatif, maka ingat pesan dari  Paul Arden, apa pun yang kamu pikirkan, berpikirlah kebalikannya.

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan

Mengenal Data Tekstual