Berhenti Membuang Popok Sembarangan
Oleh: M. Nurfahrul
Lukmanul K.
(Mahasiswa Universitas
Negeri Malang)
Jika anda
berjalan-jalan di sekitar sungai, saluran air atau got di perkotaan, maka
seringkali ditemukan sampah berupa popok bayi. Sampah jenis ini susah untuk
diuraikan, walau sudah terendam di air atau tanah dalam waktu yang lama, bahkan
ratusan tahun. Saya pernah membersihkan saluran air dan menemukan popok yang
sudah berwarna seperti tanah tetapi tetap tidak bisa terurai. Saya juga sering
melihat ibu-ibu membuang popok sekali pakai di sungai karena dianggap lebih
aman. Ada mitos yang beredar bahwa membakar popok disinyalir akan menyiksa
bayi. Entah benar atau tidak, yang jelas, membuang popok ke sungai malah
menimbulkan masalah lain yang juga serius: pencemaran sungai dan penyumbatan
saluran air.
Bahan utama
popok bayi sekali pakai yang beredar di pasaran ialah plastik dan sejenis kertas
yang berfungsi utama untuk menyerap dan menahan air kencing bayi supaya kulit
bayi tetap kering. Ketika popok ini dibuang ke sungai, popok tersebut sama
seperti plastik lainnya akan tetap padat. Jika terus dibiarkan, lama kelamaan
popok ini akan menumpuk dan menghambat aliran air. Belum lagi pencemaran yang
ditimbulkan dari limbah popok tersebut dapat menurunkan kualitas air sungai. Daur
ulang popok dapat dilakukan dengan membuang bagian dalam kertas yang terkena
pipis, lalu menyisakan bagian luar yang terbuat dari plastik. Satukan bagian
plastik tersebut dengan kain biasa yang bisa dicuci. Cara lain yang lebih hemat
dan ramah lingkungan ialah menyediakan kain khusus popok seperti yang dilakukan
ibu-ibu di desa. Sekarang juga sudah terdapat popok modern yang bisa dengan
mudah diperoleh di pasaran untuk mengganti popok sekali pakai. Cara ini juga
aman untuk kulit bayi dan mengurangi limbah popok yang mengotori sungai.
Comments
Post a Comment