Kepergok Rujak Kagok
Oleh: M. Nurfahrul Lukmanul Khakim
(Mahasiswa Universitas Negeri
Malang)
Ritual mengulek sambal kacang jadi
bumbu rujak menebarkan aroma sedap yang menyegarkan di siang hari. Potongan
aneka buah menambah gairah untuk segera menyantapkannya. Pengunjung tak perlu
kagok atau susah melakukan sesuatu untuk menikmati rujak kagok yang segar ini.
Warung Isis di Bululawang tampak
dipenuhi para pelanggannya setia siang itu. Penjualnya seorang perempuan paruh
baya sedang menghaluskan bumbu dan memotong aneka bahan rujak dengan telaten. Suhu
siang yang panas membuat siapa pun tergugah untuk menikmati makanan segar dan
sehat ini. Seperti pada warung rujak lainnya, warung ini menyediakan menu
berupa rujak cingur, rujak gobet, dan khususnya rujak kagok. Semua dibandrol
dengan harga terjangkau Rp7000 dengan porsi yang cukup untuk menandaskan lapar.
Berbeda dengan rujak pada umumnya,
bumbu rujak kagok begitu kental dan berwarna hitam pekat. Kacangnya tidak
dilembutkan tapi tetapi dihulek dengan kasar untuk menghadirkan sensasi sedap
yang memikat. Ada perpaduan gula aren dan petis yang tepat sehingga membuat
rujak ini tidak gampang berair. Bumbu rujak ini menjaga kandungan vitamin dalam
buah sehingga tak membuat potongan buah cepat basi atau kehilangan kesegarannya.
Variasi rasa pedas bisa ditambahkan sesuai selera berdasarkan jumlah cabai yang
diinginkan.
Bahan buah dan sayur yang
dicampurkan dalam rujak ini lazim sebagaimana umumnya: belimbing, mentimun,
pepaya, bengkuang, nanas, dan mangga. Ditambah dengan bahan lain seperti tahu,
tempe, dan cingur. Nah, cingur ini menambah kesedapan yang berbeda pada rujak
kagok ini karena bumbu rujak yang unik mampu menangkal rasa amis makanan. Semua
berpadu manis dan lezat dalam porsi yang mengeyangkan.
Rujak sejatinya menunjukkan
plurarisme yang bersatu dan harmonis dalam multikultural. Nenek moyang
Indonesia mencampurkan aneka buah dan sayur untuk menunjukkan keberagaman yang
bersatu justru akan menghadirkan keindahan. Selain mendapatkan kesegaran, rujak
juga menawarkan filosofi tentang keberagaman.
dimuat koran Surya, 5 Maret 2015: http://surabaya.tribunnews.com/2015/03/04/tertohok-rujak-kagok
Comments
Post a Comment