Museum harus Dipertegas

Selama 4 dasawarsa, museum-museum Indonesia telah mengalami kasus perampokan sebaanyak 20 kali. Sepertinya pemerintah kurang belajar dari sejarah karena tiap kasus perampokan pada museum selalu berujung pada jalan buntu. Berita tentang kejadian miris itu hanya ramai menghiasi media massa di awal-awal saja, lalu surut beberapa minggu kemudian.
            Tepat setahun yang lalu Museum Nasional Indonesia baru saja kehilangan 4 artefak emas dari masa Kerajaan Mataram dan Majapahit. Hal ini sungguh ironis karena jika keamanan museum terbesar di Indonesia itu bisa dibobol oleh para pencuri amatir, bagaimana dengan museum lainnya yang tersebar di seluruh penjuru tanah air?

Di Museum Sonobudoyo, Jogjakarta
            Saya sempat miris ketika berkunjung ke Museum Kambang Putih Tuban, banyak artefak sejarah yang hilang dengan alasan kecurian dan berbagai alasan tak masuk akal lainnya. Hal yang sama sering saya jumpai di museum daerah lainnya.
Keamanan museum harus dipertegas dengan hukum dan sarana yang terpadu. Museum harus lebih dilindungi dengan perundang-undangan yang bisa membuat efek jera. Undang-undang museum dan cagar budaya saat ini masih kurang berpihak pada sejarah dan negara. Sarana keamanan harus ditingkatkan dengan pelayanan petugas dan sistem teknologi keamanan yang terpadu.
            Perbaikan museum ini dapat dilakukan dalam jangka panjang dan berkala. Museum seharusnya menjadi tuan rumah bagi negeri sendiri. Museum ialah simbol bagi suatu bangsa dalam menghargai masa lalu dan menjaga warisan peradaban bangsa. Bangsa yang tidak belajar pada sejarah ialah bangsa yang tidak beradab karena terus mengulang kesalahan yang sama.
            Sekali lagi, keamanan dalam menjaga cagar budaya bangsa ini harus diintropeksi lebih tegas. Melalaikan sejarah berarti menolak untuk menjadi bijaksana. Jika perampokan ini terus berlanjut, otomatis Indonesia akan kehilangan jati dirinya karena semua bukti pengingat itu masa lalu telah hilang.

Oleh: M. Nurfahrul Lukmanul Khakim

(Mahasiswa Universitas Negeri Malang)

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan

Mengenal Data Tekstual