Kesasar ke Perpustakaan Cerobong Ilmu
6 Mei
2018
Di
jalan gang kecil menuju penginapan kami, berdiri masjid dua lantai berwarna
hijau muda. Warna surga. Cukup lucu karena ini masjid penganut Muhammadiyah,
warna hijau identik dengan penganut NU. Aku bangun sesuai alarm jadi aku
ketinggalan salat subuh berjamaah. Dengan kikuk dan malu, aku masuk ke dalam
masjid. Masih ada beberapa jamaah yang mengobrol dengan takmir masjid. Mereka
menatapku sekilas. Takmir masjid mengajakku salat jamaah walau dia sudah salat.
Syaratnya aku harus jadi imam dengan begitu aku tetap mendapatkan pahala salat
berjamaah. Aku menurut saja.
Sebenarnya
penginapan kami tidak begitu nyaman karena terletak di loteng rumah yang
sempit. Penginapan Prima ini lebih mirip kos-kosan berisi lima kamar sederhana,
satu wastafel dan dua kamar mandi kecil. Memang murah tapi agak pengap. Kami
harus menghidupkan kipas angin setengah rusak setiap tidur. Tidak ada nyamuk.
Dilengkapi fasilitas wifi dan camilan. Kamar berisi sebuah kasur, bantal,
selimut dan lemari. Bahkan ada dua kamar yang tidak dilengkapi lemari dan kipas
angin. Dominasi hijau mewarnai dinding sepanjang lorong penginapan. Dilengkapi
satu bangku kayu dan jemuran handuk sederhana. Bukan kamar istimewa tapi cukup
bersih tanpa kecoak.
Sehabis
menandaskan dua nasi kucing, kami berangkat ke Perpustakaan Grhatama Pustaka di
Bantul dengan Gocar. Jalanan santai di hari minggu. Aku sempat kaget melihat
bangunan dengan empat menara menjulang seperti cerobong asap itu ternyata
perpustkaan. Bukan pabrik semen atau pupuk. Kami memasuki gedung yang mirip
perpustakaan UI itu dengan penasaran. Aku mencoba meminta tandatangan untuk
SPPD tapi gagal karena kantor humasnya tutup setiap minggu. Bagian tengah
perpustakaan adalah taman terbuka dengan meja dan rumput sintesis. Kami segera
masuk ke ruang koleksi umum, Ezra mencari buku buruan kami di katalog komputer.
Aku mengelilingi setiap sudut perpustakaan sambil mengagumi penataannya yang
nyaman dan rapi. Pengunjung diwajibkan melepas sepatu dan memasukkannya ke
dalam tas daur ulang berwarna hitam yang sudah disediakan. Kami menenteng tas
itu selama di dalam ruangan. Koleksi bukunya tidak selengkap perpustakaan kota
Malang.
Pengemudi
Gojek, terutama Gocar, di Yogyakarta dikendalikan oleh vendor. Aku tidak bisa
mengisi saldo Gopay.
Comments
Post a Comment