Bibir Kenangan



Sepanjang rumah makan
Di jalan penuh taman dan
haribaan Tuhan,
kau pasti menerka
debar yang tersimpan
pada tahu telur pertamaku

Kau sangkarkan hujan
pada diorama petang
tepat sebelum pukul enam
aku paham dengan
kekagumanmu yang
tak pernah sederhana
pada dinding yang dipenuhi
penantian kita dan semua
telah kulewatkan untuk menuntaskan
rasa cemburumu pada hujan
yang kulebaskan dari jeruji itu
Uap Fajar, dok.pribadi

dimuat Malang Post: Minggu, 14 Juni 2015

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan

Mengenal Data Tekstual