Di Balik Dapur ‘Dandelion Lover’
Beginz
Awal Nopember 2008, saya tertarik untuk
membaca TeenLit yang dibawa oleh Mas A’an---Pustakawan SMA-ku. Sebenarnya aku
cuma iseng banget. Pengin lihat cover & baca sinopsisnya aja! TeenLit yang
pertama kali aku baca berjudul Pliss,
pilih gue! terbitan Puspa Swara. Aduh,
aku lupa siapa penulisnya? Yang penting dia cewek dan itu novel keduanya yang
diterbitkan. Hasilnya, nggak buruk. Novel itu bagus juga. Dan aku suka, tapi
hanya novel itu yang aku suka dari terbitan Puspa Swara. Setelah itu aku lebih
banyak menghabiskan teenlit terbitan Gramedia karena menurutku cerita dan
isinya lebih bagus. Nira, teman sekelasku yang doyan baca novel, juga bilang
begitu. Gramedia Top!
Nah, yang
sebenarnya membuatku tertarik untuk menulis novel adalah saat aku iseng (LAGI!)
buka web Gramedia untuk lihat novel-novel terbaru. Aku baca sinopsisnya, terus
aku koleksi covernya yang lucu-lucu. Ketertarikanku menulis teenlit semakin
kuat saat aku terinspirasi dua hal :
- Mendengar cerita ibu wali kelasku
yang super-romantis membuatku ingin menulis kisah itu, tapi sayang nggak
aku tulis.
- Mengetahui fakta bahwa penulis
teenlit tak jarang juga masih remaja. Bahkan Gisantia Bastari juga masih
SMP, sudah menerbitkan tiga novel. Dia lah yang benar-benar menguatkanku
untuk berani menulis novel.
Inzpirasi
Awal Desember 2008. Sebenarnya yang
paling membuatku termotivasi untuk menulis adalah Norman. Teman sekelasku yang
meninggal dunia karena kecelakaan. Aku sungguh ingin mengabadikan kisahnya
melalui tulisan.
Setelah itu
inspirasi datang silih berganti, padahal saat itu aku sedang sibuk-sibuknya
belajar dan les untuk ulangan semester dan Try
Out. Benar-benar
dilema mau terus menulis atau belajar dulu. Syukurlah, keduanya bisa jalan
bareng.
Setiap
inspirasi yang aku dapat aku tunjukkan pad Niar----karena menurutku dia yang
paling ahli soal novel---, setelah sampai akhirnya dia bilang suka dengan salah
satu manuskrip yang aku tulis. Manuskrip itu adalah Pacarku
Super Jealouse (cikal bakal D’Space
Girl). Teman-temanku yang baca cerita itu juga menyatakan hal yang sama. Jadi,
aku putuskan untuk menggarap manuskrip itu....
Proses penulisan novel ini
benar-benar menguras energi dan waktuku. Tapi ini merupakan pekerjaan yang AMAT
SANGAT menyenangkan. Membuatku semakin bersemangat menjalani hidup. Setelah bab
pertama selesai, aku segera memberikannya pada Niar serta teman-teman yang lain
untuk dibaca dan dikomentari. Hasilnya cukup baik, mereka suka dan bagus,
katanya.
Minggu-minggu
berikutnya aku habiskan dengan menulis bab per bab dan menyusun kerangka
cerita. Aku browsing
dan dapatkan dari internet guide untuk mengasah dan mematangkan
tulisanku. Ternyata di internet udah lengkap banget. Aku dapat aneka tips dan guide menulis yang berbeda-beda, tapi
menambah wawasanku.
Tiga minggu
kemudian satu edisi sudah kuselesaikan. Satu edisi terdiri dari tiga bab. Tapi belum aku print dan ku tunjukkan
pada teman-temanku. Malam itu, aku SMS guruku. Aku bertanya pendapat beliau
tentang teenlit. Beliau menyarankan dalam teenlit itu diksi yang terpenting,
pake bahasa-bahasa gaul. Gramatika nggak begitu penting, katanya.
Aku
senang sekali beliau mau membalas SMS-ku. Dan mau mengobrol lebih lanjut
mengenai teenlit meskipun cuma via SMS. Setelah itu, aku beritahu beliau kalau
aku juga sudah menulis novel namun baru tiga bab. Beliau ternyata tertarik dan
memintaku untuk menge-print-nya.
Semangatku langsung mencuat begitu saja. Segera aku print keesokan harinya aku tunjukkan pada Niar dkk. Dia sangat
senang dengan hasil kerja kerasku. Katanya lumayan bagus. Teman-temanku yang
lain uga berebutan membacanya. Wah... senangnya!
Begitulah seterusnya sampai aku
selesai menulis novel ini selama empat bulan. Wuih, menurutku itu hebat untuk
penulis pemula sepertiku! Mungkin karena saking semangatnya, kali ya!
Faktanya :
¨ Sebenarnya novel ini adalah cerpen
narator yang aku buat seperti sinopsis. Lalu aku kembangkan. Kisah May itu
terinspirasi dari kisahku dengan sahabatku. Irgan, juga terinspirasi dari sahabatku yang plin-plan itu.
¨ Tokoh Eva adan Oriz itu fiktif. Aku
karang sendiri. Aku pengin tokoh yang saking seriusnya sekolah sampe bingung
ketika dilanda cinta. Jadilah kisah percintaan mereka.
¨ Jeni dalam kisah ini terinspirasi dari
teman se-genk-ku di kelas 3 SMA dulu. Namanya Zeni. Ceritanya juga terinspirasi
dari kisahnya sahabatku itu. Danang itu juga dari tokoh nyata, tapi aku
kembangkan karakternya. Pokoknya tokoh ini nyaris benar-benar ada.
Setelah novelku yang tiga bab
awal sudah selesai dibaca teman-temanku, segara aku menemui guruku---namanya Bu
Yuyun---agar ikut serta membaca naskahku. Beberapa hari kemudian, setelah
penantian panjangku karena menghubungi beliau untuk menanyakan naskahku.
Temanku memberitahuku bahwa
aku dicari Bu Yuyun di ruang guru. Dengan super-duper-gugup, aku datang ke
sana. Bu Yuyun menyambutku ramah, lalu bersorak-sorak lembut bahwa novelku
bagus. Waaaah, asyik, aku benar-benar kagok dipuji kayak gitu! (Tahu ‘kan
rasanya!). Apalagi Bu Yuyun juga sudah pernah menerbitkan novel. Jadi bangga
dong, beliau mengatakan novelku bagus. Aku seperti mau mati waktu itu.
Benar-benar pujian yang menyemangatkan. Beliau terus mendukungku untuk
menyelesaikan novelku sampe akhir. Trus juga tanya-tanya soal ending-ya? Mau
aku kirim penerbit/g? Sampe bab berapa? Soal ending-nya, beliau menyarankan
supaya aku nggak bikin ending cengeng. Misalnya salah
satu tokoh itu harus meninggal. Beliau benci ending seperti itu. Seperti film
india, katanya. Padahal waktu itu dalam bayanganku salah satu tokoh dalam novelku
memang harus mati. Tapi sarannya benar-benar aku terima.
Saat aku menulis sampe Bab 6, dan sudah dibaca oleh
semua orang, mereka bertanya-tanya gimana ending-nya?
Aku sih bilang masih RAHASIA. Pokoknya aku pengin ending yang nggak biasa,
nggak bisa tebak, dan berkesan.
Perjuangan ke Penerbit
ü Pertengahan Desember 2008, mulai
penggarapan novel D’Space Girl
ü Awal Maret 2009, D’Space Girl selesai kutulis,
tapi masih belum aku edit.
ü Pertengahan Maret sampai dengan Mei 2009,
D’Space Girl terabaikan, belum aku edit sama sekali sejak selesai ku tulis.
ü Juni 2009, Aku mulai meng-edit sendiri. Sedikit-sedikit.
ü Juli 2009, Pengeditan sempat macet
karena aku sibuk belajar untuk ujian masuk PTN.
ü Agustus 2009, Materi pembuatan novel
untuk dikirim ke penerbit selesai kubuat.
ü Kamis, 14 Agustus 2009, Mengirim surat konfirmasi
(via e-mail ke penerbit) tentang
kesempatan menerbitkan novel. Karena menurut perhatianku (bersumber dari berbagai
media), teenlit mulai turun pasarannya.
ü Akhir Agustus 2009, Masih belum dapat balasan
surat konfirmasi dari GPU---padahal sudah dua kali aku mengirim e-mail
konfirmasi.
ü Senin, 7 September 2009, Whoa, akhirnya naskah novel pertama-ku itu
aku kirim juga ke Gramedia. Setelah kemarin, seharian aku meng-print dan menyiapkan semuanya. Udah
impas deh, janjiku dengan guru bahasa Indo-ku.
ü Awal Oktober 2009. Bingung dan kalut karena kemarin pas ngirim
naskah ke penerbit amplopnya lupa nggak aku kasih keterangan
naskah(Teman-temanku, jangan tiru kesalahanku ini, ya!). Akhirnya, aku putuskan
untuk mengirim e-mail ke GPU dan mencoba menghubunginya lewat telepon.
ü Pertengahan 2010, naskah DSG dikembalikan karena belum layak terbit.
Sejak saat itu, semangatku drop dan belum berniat merevisi DSG karena kesalahannya
banyak sekali
ü Pertengahan November 2011, ada lomba novel BBelia. Tertarik
untuk ikut, jadi aku revisi naskah DSG dan kuubah judulnya jadi Dandelion. Namun
sayang, banyak sekali bagian bahkan lebih dari 50 % yang harus aku revisi.
Sehingga naskah tersebut tidak selesai sesuai target. Jadi tidak bisa ikut
lomba, tapi aku tetap berusaha merevisinya sampai selesai.
ü Awal Januari 2012, naskah tersebut selesai aku tulis ulang dan
kurevisi.
ü 20 Januari 2012, naskah Dandelion kukirim ke GPU
ü Desember 2012: ditolak GPU
ü Mei-Juli 2013: Revisi Ulang
ü 15 Juli 2013: kirim ke Penerbit Bkn
ü Januari 2014: Ditolak Bkn
ü 4 Maret 2014: revisi dan dikirim ke Penerbit Andi
ü 4 Juli 2014: diterima Penerbit Andi
ü Juli-Agustus 2014: Revisi
ü 04 Maret 2015: kaver dan tanda tangan kontrak
Sampulnya cantiks <3 isinya juga *penasaran*
ReplyDeleteMakanya, buruan beli ya, Pop :)
ReplyDelete