Pertama kali ke MOG



Jan 10, '10 1:47 PM

Minggu ceria!
Ini sungguh hari paling menyanangkan selama aku berada di Malang.
Sebenarnya pagi tadi rencananya aku mau ngembalikan buku yang aku pinjam dari Perpus kota. Trus aku ngomong sama Lek Na. Sebenarnya aku mau nebeng sampe ke Gadang atau ke Perpusnya langsung! Eh, ajaibnya Lek Na malah ngajakin aku pergi bareng ke Taman Rakyat sambil ke Perpus. Dengan senang hati aku ikut. Setelah sarapan dan mempersiapkan bekal untuk makan siang. Aku, Om Viqi, Lekna, Makin, dan adek-adek berangkat.
Tapi.... kami harus ikut Om dulu ke STIT Raden Rahmad. Soalnya Om Viqi ada jam ngajar. Ya, udeh deh! Ke sanalah kami pergi.
Aku pikir Om Viqi cuma ngajar sebentar. Ternyataa... (OMG!) lama banget! Tp kami nggak bisa nyalahkan siapa pun. Kami menunggu di dalam mobil yang pengap dan tak ber-AC, serta jendela mobil ditutup rapat (Ugh! Panas nggak tuh!).
Oke, sejam kemudian Om Viqi keluar membawa kedamaian dan kesejukan.
Kami berangkat menuju ke Taman Rakyat. Tapi di tengah perjalanan (karena haus), kami berhenti di sebuah kedai Kelapa Muda di pinggir jalan. Berlatar belakang persawahan yang sejuk, sungguh nikmat tiada tara. Aku ditraktir sebungkus kacang dan es degan yang (Masya Allah!) ini enak dan lezat banget! Segeeer.
Pemandangannya juga begitu dramatis. Pokok ini siang terindah sejak aku ada di Malang.
Kami sampai di Taman Rakyat setengah jam kemudian. Ternyata tempat itu adalah tempat rekreasi keluarga. Aku baru pertama kali ke sana. Banyak spesies burung nusantara jadi koleksi sangkar taman itu. Saat kami tiba di kolam renang, ini sungguh berbeda jauh dari yang Lek Na harapkan.
Kolam itu nggak kecil sih, tapi juga kurang luas. Standar. Magak. Naggung lah! Apalagi pengunjungnya banyak banget. Maklumlah!!! Hari minggu gitu.
Aku nggak ikut berenang. Malas ah! Lagian dari kemarin, entah kenapa, tanganku kedinginan terus. Jd aku takut kena sindrom masuk angin.
Adek Defma yang paling antusias menikmati kolam renang khusus anak-anak.
Makin ogah ikut renang. Mungkin karena kolam renangnya tidak seperti yang dia harapkan.
Setelah adek-adek puas berenang. Kami pun berniat pulang.
Tapi.... Lekna akhirnya ingat padaku, karena tujuanku ikut ke Malang karena aku akan mengembalikan buku.
Akhirnya kami segera melesat ke Perpustakaan Umum yang terletak di kawasan Ijen. Tak ada 15 menit, urusanku selesai di Perpus itu. Ada kejadian lucu sebenarnya.
Waktu aku selesai mengembalikan buku, aku berniat menukar kunci loker dengan KTP-ku. Tapi petugas itu bilang sebaiknya aku mengambil tasku yang tersimpan di loker sebelum mengembalikan kuncinya.
Dengan wajah memerah karena malu, aku kembali menelusuri loker mencari loker no. 104. Setelah itu, aku benar-benar bisa pulang dengan nyaman dan lega.
Kami sebenarnya berniat langsung pulang. Tapi saat melihat MOG, tiba-tiba terbesit ide untuk mampir barang sebentar.
Akhirnya kami mampir untuk melihat-lihat.
Aku akhirnya datang ke MOG. Ternyata di sini, semua barang-barang yg dijual, mahaaaaal sekali. Masya Allah, oke, aku tak berniat boros. Jadi harus menahan diri meski pun ada stelan kemeja dan kaos berkancing V-neck yang kueereen dan lagi BOOMING dimana-mana.
Aku pengin banget beli baju itu. Sungguh! Harganya cuma Rp. 99.000,-.
Tapi aku harus hemat.
Jd, kami hanya melihat-lihat saja! Masuk ke satu toko untuk keluar ke toko lainnya. Sampai akhirnya Lek Na tertarik untuk melihat stan Spring-bed mewah d lantai 1.
Bebebrapa menit kemudian kami pulang tanpa membeli apa pun, dan bekal makan siang belum tersentuh sedikit pun.
Hampir sampai di Gadang, Lek Na memiliki inisiatif untuk membeli oleh-oleh Jagung Manis untuk bikin Dadar Jagung.
Saat Lekna selesai berbelanja, dan berniat pulang. Mobil kami mogok. Tidak bisa di-starter. Dan radiatornya, Masya Allah, mengeluarkan asap mengerikan. Trus bau oli, asap, dan bensin memenuhi mobil.
Akhirnya kami sadar ternyata seseorang lupa mengisi air radiator. Ugh, akhirnya nih, akhirnya!
Aku, Lek Na, Makin, dan adek-adek terpaksa naik bis sampai rumah. Huh! Dasar nasib!

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Mengenal Data Tekstual

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan