Antologi Cerpen RetakanKata 2012 (Dapatkan Segera!)

Jika kita perhatikan, mungkin anda sependapat bahwa dunia sastra kita semakin hari semakin berkembang, baik dari segi kuantitas maupun kualitas. Berbagai acara berbau sastra dipagelarkan di berbagai tempat. Dengan mesin pencari google, anda bisa menemukan berbagai macam lomba menulis. Meningkatnya budaya baca-tulis merupakan petanda baik perkembangan budaya masyarakat yang menumbuhkan harapan di tengah hingar-bingarnya gempuran budaya instan. RetakanKata sebagai salah satu Blog Seni dan Budaya, tidak mau ketinggalan laju kereta perubahan. Lomba-lomba menulis terus digiatkan. Dan salah satu hasil dari lomba menulis di RetakanKata ini dibukukan menjadi Antologi Cerpen RetakanKata 2012. Antologi ini memuat 15 (lima belas) cerita pendek terbaik dari 361 cerpen yang lolos seleksi dalam perlombaan. Lima belas cerpen karya lima belas penulis dari 490 peserta lomba tersebut berjudul:
  1. Cincin karya Canaliy
  2. Rantai Mawar karya Adellia Rosa Rindry Poetri
  3. Rhesus karya Zakiya Sabdosih
  4. Dia karya Meilia Aquina Hakim
  5. Depan Cermin karya Dandun Suroto
  6. Budak-budak Tuhan karya M Nasif
  7. Ibuku Pelacur karya Sam Edy Yuswanto
  8. Cinta yang Menyebalkan karya Miftah Fadli
  9. Bungkam karya Latifatul Khoiriyah
  10. Tempe Busuk karya Victor Delvy Tutupary
  11. Stasiun Kesunyian karya Gatot Zakaria Manta
  12. Dotage karya MK Wirawan
  13. Burung Gereja di Nagoya karya Beta Tangguh
  14. Arwah Keibuan karya Fahrul Khakim (Juara 2) 
  15. Hari Ketika Seorang Penyihir Menjadi Naga karya Maria Wiedyaningsih (Juara 1) 
Soe Tjen Marching, salah satu juri dalam lomba penulisan cerpen ini mengatakan:
Cerpen-cerpen luar biasa telah lahir dari para penulis yang namanya tak dikenal dalam dunia sastra. Dengan berbagai tema dan gaya bahasa, sebuah imbuhan segar bagi dunia sastra.
Dan memang demikianlah adanya. Lima belas penulis yang memenangkan lomba tersebut adalah kaum muda berbakat yang namanya tak begitu dikenal dalam dunia sastra. Sebagian besar dari mereka masih berstatus mahasiswa. Namun, dengan berbagai gaya penulisan masing-masing, mereka mampu mengangkat tema-tema yang berbeda menjadi sebuah bacaan yang segar dan menarik. Tema sosial cukup mendominasi karya-karya mereka. Simak misalnya dalam cerpen Rhesus yang mengangkat tema aborsi, Kemudian Dia, mengangkat tema pengguna obat-obatan terlarang, Depan Cermin mengangkat tema kepalsuan, Budak-budak Tuhan, Ibuku Pelacur,  dan Hari Ketika Seorang Penyihir Menjadi Naga mengangkat tema kekerasan psikologis. Kisah anak jalanan dapat dibaca pada cerpen Arwah Keibuan, sedang kisah kemunafikan hidup seseorang diceritakan dengan sangat manis dalam cerpen Tempe Busuk.
Tema cinta yang disampaikan dengan gaya bahasa unik menambah segar kumpulan cerpen ini. Rantai Mawar, Cinta yang Menyebalkan dan Burung Gereja di Nagoya, tidak melulu melihat cinta sebagai sesuatu yang mendayu-dayu melainkan sebagai dilema-dilema yang harus dihadapi. Demikian juga dengan Cincin, Bungkam, Stasiun Kesunyian dan Dotage. Para penulis tema cinta ini seperti hendak menyampaikan bahwa setiap orang akan memberi respon yang berbeda ketika berhadapan dengan dilema cinta. Orang bisa mengambil sikap serius, namun juga bisa easy going -semua akan baik-baik saja. Membaca kisah-kisah mereka, mau tidak mau, pembaca diajak tersenyum getir sekaligus geli menghadapi kekonyolan-kekonyolan hidup ini. Para penulis ini begitu piawai merangkai kisah dan menyerahkan penyikapan situasi pada pembaca.
Berbagai ragam tema dan gaya bahasa tersebut telah menciptakan harmoni keindahan dalam buku kecil ini, Hari Ketika Seorang Penyihir Menjadi Naga: Antologi Cerpen RetakanKata 2012– persembahan RetakanKata dan Rose Management untuk Anda.


Judul Buku: Hari Ketika Seorang Penyihir Menjadi Naga: Antologi Cerpen RetakanKata 2012
Penulis : Kumpulan 15 Penulis
Penyunting: Ragil Koentjorodjati
Penerbit: Rose Management
Tahun: 2012
Tebal: xx + 284 halaman
Harga: Rp. 45.000,-
ISBN: 978-602-19991-5-8


Bisa Pesan Sekarang Juga lewat Saya!

Cukilan cerpen keren dalam buku ini:
....Sebab daun yang berguguran pasti memiliki pasangan. Akan ada tanah yang menampanya di bawah. Mendaur tubuhnya menjadi satu nyawa. Meski menjelma humus. Setidaknya, tak sendiri memintal sepi serupa ini....

(Dikutip dari Antologi Cerpen RetakanKata 2012: cerpen Rhesus karya Zakiya Sabdosih)


Sumber: http://retakankata.com/2012/06/30/buku-baru-antologi-cerpen-retakankata-2012/

Comments

Popular posts from this blog

Monolog Waktu

Jangan Buang Putung Rokok Sembarangan

Mengenal Data Tekstual