Komposisi Kelezatan dalam Tiap Gigitan “Cowokku Vegetarimood”*
Yang nggak ikut bedah buku, bisa simak ini. Materi dan liputan khusus bedah buku 'Cowokku Vegetarimood' yang kedua di Sasana Budaya.
Alhamdulillah, bedah buku kali ini diikuti oleh 200 peserta dari kalangan Mahasiswa dan Umum. Aku juga kasih giveaway alias bagi-bagi 5 buku 'Cowokku Vegetarimood' gratis kepada peserta yang beruntung. Kalau dulu bukuku dibedah Tyas Effendi, sekarang Dwi Ratih Ramadhany pembedahnya.
Mereka berdua sama-sama penulis keren lho.
Cowokku Vegetarimood masuk 50 Teenlit paling asyik Indonesia sepanjang masa. Bantu vote ya? :) |
Oleh
Dwi Ratih Ramadhany**
Jika
kita mengibaratkan sebuah karya fiksi sebagai hidangan di meja makan, tentu
saja kita akan memilih karya-karya yang enak di pandang mata dan sedap di
lidah. Tak jauh berbeda dengan makanan, karya fiksi juga memiliki komposisi
atau bumbu-bumbu tertentu untuk menjadikannya hidangan yang lezat dan menggugah
selera. Maka dari itu, mari kita simak komposisi paling menonjol dalam Cowokku Vegetarimood.
Baru kali ini namaku dicetak besar banget di Backdrop :) |
Kandungan
Gizi dan Nutrisi
Sebagai
kumpulan cerpen remaja (teenlit), Cowokku
Vegetarimood berhasil menyajikan beragam tema dan gagasan cerita yang unik.
Tiap cerpen yang disuguhkan merepresentasikan berbagai isu yang kerap dialami
remaja pada umumnya. Apabila banyak pembaca yang menganalogikan cerpen teenlit
sebagai camilan pengganjal perut atau penunda lapar, mereka tidak sepenuhnya
salah. Sesuai dengan asal katanya, teen, yang dalam bahasa Inggris berarti remaja, maka teenlit ini merupakan istilah
untuk cerita remaja yang mengangkat tema-tema sederhana.
Fenomena teenlit
yang disuguhkan dari
cerpen-cerpen dalam Cowokku Vegetarimood ini berkisar pada
dunia remaja dengan berbagai
masalah dan konflik
yang khas pada
remaja, seperti percintaan, persahabatan, pergaulan,
persaingan, pencarian identitas,
dan sebagainya.
Dalam cerpen yang
menjadi judul kumcer ini misalnya. Cerpen ini berhasil menyodorkan sepiring
konflik percintaan akibat sifat kekasih Divvy, Reaza, adalah seorang yang
sangat sabar. Hingga Divvy geram karena Reaza bahkan tidak pernah menunjukkan
rasa cemburunya. Gejolak percintaan yang serupa dengan olahan konflik yang
berbeda, termasuk di dalamnya berisi bumbu-bumbu komedi maupun motivasi, bisa
ditemukan dalam kumpulan cerpen ini.
Tidak
hanya itu, Cowokku Vegetarimood juga
mampu menawarkan ragam materi cerita yang menginspirasi dan mengharukan dalam
kehidupan kita. Seperti cerpen Lumpia
Valentine yang di dalamnya terselip masalah sosial tentang betapa
pentingnya untuk saling menolong. Juga tentang konflik dan segala suka duka
yang dialami dalam keluarga, seperti dalam cerpen Maaf dari Andar, Dari
Nagasaki untuk Ayah, dan Hildan.Sehingga,
kumpulan cerpen yang terhidang di hadapan pembaca menjadi bervariasi dan
menggugah selera untuk segera membacanya.
Dipandu MC, Ratih & aku asyik menyampaikan materi |
Tekstur
dan Tampilan
Penulis
Cowokku Vegetarimood ini terbilang
pandai dalam memilih judul untuk cerpen-cerpennya. Sebagai pemikat dan pemberi
kesan “Love from the first sight”, beberapa judul telah berhasil mencuri hati
pembacanya. Seperti judul kumpulan cerpen ini, pembaca seperti dibawa masuk ke
dalam labirin yang membuat penasaran apa sebenarnya makna vegetarimood ini. Hal ini juga berhasil menggaet pembaca untuk
menyelidiki seperti apa cerita yang bernaung di bawah judul: Cewek Gaptek di Warnet Jingga, Pencerahan
Autum, dan Lumpia Valentine.
Dengan
genre-nya yang populer, kumcer Cowokku Vegetarimood ini memiliki beragam
rasa dan kesan: crunchy, lembut, dan
mudah dicerna. Penulis terlihat sangat handal dalam mengolah bahasa yang mudah
dipahami siapa saja. Ringan dan lincah. Beberapa cerpen bahkan mampu
menggelitik lidah pembaca karena penulis membubuhkan serbuk-serbuk humor di
beberapa bagian.
Para peserta yang beruntung dapat buku Cowokku Vegeterimood gratis. Selamat ya? |
Hidangan
Penutup
Terlepas dari
berbagai kesan pembaca tentang fiksi populer dengan jenis teenlit ini, penulis setidaknya telah
mampu menjadi mediasi dalam menyampaikan segala gejolak remaja yang barangkali
kerap dianggap remeh. Padahal, konflik-konflik remaja yang sesungguhnya
merupakan cikal bakal konflik yang lebih besar ini membutuhkan perhatian lebih
agar tidak menjelma masalah yang lebih kompleks.
Dari sini, penulis Cowokku Vegetarimood sedang berupaya
untuk menyodorkan berpiring-piring cerita yang tidak hanya melankolis, tapi
juga mengandung sekian persen nutrisi. Penulis berusaha untuk berkontribusi
dalam menghibur sekaligus menunjukkan seberapa kompleks dunia remaja yang acap
dianggap remeh oleh banyak pembaca.
*Disampaikan pada 25 November
2013 Sasana Budaya UM dalam acara bedah buku di Industrial Technology Festival
2013 yang diselenggarakan oleh Himpunan Mahasiswa Teknologi Industri UM.
**mahasiswa Sastra Inggris UM,
koordinator Departemen Labostra UKM Penulis UM, dan Penulis Gramedia Writing
Project
Comments
Post a Comment