Dunia Remaja dalam Cerita (Resensi "Cowokku Vegetarimood" yang dimuat Komunikasi No. 287 Edisi Juli-Agustus 2013)
Resensi "Cowokku Vegetarimood" yang dimuat Komunikasi No. 287 Edisi Juli-Agustus 2013 |
Oleh: Enya Dibna Dirigwa*
Judul :
Cowokku Vegetarimood
Penulis : Fahrul Khakim
Penulis : Fahrul Khakim
Penerbit :
Andi Publisher
Tahun :
2013
Tebal :
x + 142 halaman
Galau karena punya pacar yang nggak pernah marah? Galau punya pacar yang
suka iya-iya aja waktu dikerjain temen sekelas? Galau punya pacar yang sabar
sesabar sabarnya? Kayaknya itu sesuatu yang sangat jarang kita jumpai karena
punya pacar sabar malah akan menghindarkan kita dari sifat galau. Ya, mungkin
punya pacar yang sabar adalah suatu kebanggaan bagi kita. Mau usil nggak papa,
mau marah-marah tanpa sebab nggak papa, mau bikin si dia nunggu kita berjam-jam
juga nggak papa. Damai banget kan rasanya? Tapi sabarnya pacar yang seperti itu
bukanlah sabar yang bisa dibanggakan oleh Divvy, kekasih Reaza. Bukannya malah
bangga karena memiliki Reaza yang super sabar, Divvy malah geregetan dengan
tabiat pacarnya itu. Mungkin ‘sabar’ yang dimiliki Reaza tidak sama dengan
‘sabar’ yang ada di kamus Divvy. Reaza yang tabah dikerjai oleh teman-temannya
juga bukanlah merupakan perilaku sabar menurut kamus Divvy. Baginya, sabarnya Reaza
adalah sabar yang keterlaluan. Bahkan Divvy sering mengomeli Reaza karena
sifatnya yang super sabar itu.
Orang yang membaca judul buku ini, “Cowokku Vegetarimood”, pasti
penasaran dengan isi ceritanya. Vegetarian adalah orang yang tidak mengkonsumsi
daging, sedangkan vegetarimood? Jika kita sudah cerpen pertama dalam buku ini,
tentu kita akan berkesimpulan bahwa vegetarimood yang dimaksud dari judul
adalah penyabar. Memang sedikit aneh, namun cukup unik untuk dijadikan sebuah
judul cerita yang pernah dimuat di majalah Teen tahun 2010 ini.
Buku yang menyajikan 15 cerpen populer ini tak hanya berisi soal
percintaan remaja saja, namun juga diselingi dengan kisah persahabatan dan
keluarga. Permasalahan yang diangkat dalam cerpen-cerpen karya mahasiswa Universitas Negeri Malang (UM) ini juga tak jauh
dari kehidupan kita sehari-hari. Seperti kisah remaja yang maniak terhadap
bintang idolanya juga diusung dalam cerita ke-dua, “Afganisme!”.
Paduan cerita cinta dan pertengkaran antara kakak-adik amatlah terasa
pada cerita ke-tiga yang berjudul “Lumpia Valentine”. Cerita yang cukup
realistis di kalangan remaja ini menceritakan tentang seorang gadis yang kesal
terhadap kakak kembarnya karena si kakak selalu saja mengganggu acara
pedekatenya dengan sang pujaan hati. Menurut Lena, kakaknya yang secantik Cinta
Laura itu seakan sanggup membelokkan panah cinta setiap pria yang akan nyangkut
di hatinya.
Beranjak ke permasalahan remaja yang sedang dimabuk arus globalisasi, “Laptop
Baru Cahyo”, sebuah cerita yang masuk dalam kumpulan cerpen Perempuan Merah dan Lelaki Haru ini
mengisahkan tentang kisah yang cukup realistis dan sangat dekat dengan
keseharian kita. Cahyo, seorang mahasiswa yang sampai sejak itu belum punya laptop
merajuk pada kedua orang tuanya untuk segera dibelikan sebuah laptop. Dengan
segala bujuk rayunya, orang tuanya pun mengiriminya uang dan Cahyo akhirnya
bisa membeli barang impiannya tersebut. Awalnya memang Cahyo membutuhkan laptop
untuk memperlancar pengerjaan tugas perkuliahan, namun kenyataan berkata lain.
Sebagai remaja yang sedang hanyut dalam tekanan globalisasi, Cahyo pun
ketagihan berselancar di dunia maya lewat jejaring sosial Facebook dan mulai
berkenalan dengan seorang gadis. Tugas-tugas perkuliahan yang seharusnya makin
lancar untuk dikerjakan dengan bantuan laptop pun kini serasa alot untuk
dikerjakan, segalanya terbengkalai karena Facebook dan gebetan barunya. Walau
kisah ini tidak berakhir bahagia, namun terselip hikmah untuk kita semua
sebagai pembaca. Di mana kita harus menghargai jirih payah kedua orang tua yang
sudah menyekolahkan kita dan jangan mudah terpengaruh dengan hal-hal baru yang
hinggap dalam hidup kita.
Majalah Komunikasi No. 287 Edisi Juli-Agustus 2013 |
Sebagai penutup, mungkin kita beranggapan bahwa setiap karya yang dimuat
di media adalah karya yang mutlak bagusnya. Namun jika diteliti lagi, setiap
karya baik yang di muat maupun yang tidak tentunya masih memiliki sisi
kekurangan yang butuh dikritik dan sisi kelebihan yang patut dipuji. Salah satu
contohnya adalah buku antologi cerpen karya Fahrul ini. Kelebihan dari buku ini
adalah seluruh cerpen yang disajikan adalah cerpen-cerpen penulis yang pernah
dimuat di pelbagai media, hal inilah yang membuat buku ini lebih berkualitas
dari buku fiksi yang lain. Akan tetapi, jika diurutkan dari cerita yang paling awal
dimuat, penulis masih terkesan buru-buru dalam pembuatan ending sebuah cerita
dan inilah salah satu kekurangan dari cerpen karya Fahrul Khakim. Namun seiring
berjalannya waktu, sifat terburu-buru penulis tersebut kian pudar dan karya
terbarunya semakin menarik untuk dibaca.
So, tunggu apa lagi? Ayo segera dapatkan bukunya!
So, tunggu apa lagi? Ayo segera dapatkan bukunya!
*Peresensi adalah
mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan.
Bergiat di UKM Penulis Universitas Negeri Malang.
Bergiat di UKM Penulis Universitas Negeri Malang.
Menarik ya... ^_^
ReplyDeleteTerima kasih. Ayo, bali. Bisa pesan sama saya. Cukup dengan rp25ribu saja (belum termasuk ongkir) :)
ReplyDelete